Hamas Setujui Gencatan Senjata Baru, Israel Tanggapi dengan Proposal Lain

Seorang pejabat tinggi Hamas mengungkapkan bahwa kelompok tersebut setuju dengan usulan gencatan senjata baru yang diajukan oleh para mediator. Namun, Israel menolaknya dan malah mengajukan proposal balasan.

Menurut laporan AFP pada Minggu (30/3/2025), Hamas menekan Israel untuk menerima proposal tersebut, sambil memperingatkan soal “garis merah.” Kantor Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, juga mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima proposal tersebut dari mediator.

Namun, Israel tidak langsung menyetujuinya. Sebaliknya, mereka mengajukan proposal balasan sebagai respons.

“Dua hari lalu, kami menerima usulan dari mediator Mesir dan Qatar. Kami menyambut baik dan menyetujuinya. Kami berharap pendudukan (Israel) tidak akan menjadi penghalang,” kata Khalil al-Haya, pejabat Hamas, dalam pidato televisi pada perayaan Idul Fitri.

Israel mengonfirmasi bahwa mereka telah mengajukan proposal balasan, yang disusun bersama Amerika Serikat (AS).

“Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, kemarin, mengadakan serangkaian konsultasi terkait usulan yang diterima dari para mediator. Beberapa jam yang lalu, Israel mengirimkan usulan balasan kepada mediator, dengan koordinasi penuh dengan AS,” ungkap kantor Netanyahu.

Sebelumnya, pejabat senior Hamas, Bassem Naim, menyatakan bahwa pembicaraan terkait kesepakatan gencatan senjata semakin intensif, mengingat serangan Israel yang terus berlanjut di Gaza. Pembicaraan ini dimulai pada Kamis (27/3) malam antara kelompok Hamas dan mediator dari Mesir serta Qatar untuk merancang kembali gencatan senjata dan kesepakatan pembebasan sandera.

Gencatan senjata yang sempat meredakan ketegangan di Gaza selama beberapa minggu berakhir pada 18 Maret, setelah itu Israel kembali melancarkan serangan di wilayah tersebut.

Mbappe Bersinar, Real Madrid Tumbangkan Leganes di Santiago Bernabeu

Real Madrid berhasil meraih kemenangan dramatis 3-2 atas Leganes dalam laga LaLiga yang berlangsung di Stadion Santiago Bernabeu pada Minggu dini hari WIB. Kylian Mbappe menjadi bintang dalam pertandingan ini dengan mencetak dua gol, sementara satu gol lainnya disumbangkan oleh Jude Bellingham. Leganes sempat memberikan perlawanan sengit dengan mencetak dua gol melalui Diego Garcia dan Dani Raba.

Kemenangan ini membuat skuad asuhan Carlo Ancelotti menyamai jumlah poin Barcelona di puncak klasemen dengan 63 angka. Namun, Los Blancos masih tertinggal dalam selisih gol dan harus menunggu hasil laga Barcelona melawan Girona yang akan digelar pada Minggu malam. Sementara itu, Leganes gagal keluar dari zona degradasi setelah tetap bertahan di peringkat ke-18 dengan poin yang sama dengan Alaves.

Madrid langsung tampil dominan sejak awal pertandingan, namun Leganes mampu bertahan dengan baik. Pada menit ke-30, Madrid mendapatkan hadiah penalti setelah Oscar Rodriguez melanggar Arda Guler di kotak terlarang. Mbappe dengan tenang mengeksekusi penalti dengan gaya panenka yang membawa Madrid unggul 1-0. Namun, keunggulan itu tidak bertahan lama karena satu menit kemudian, Diego Garcia mencetak gol penyama kedudukan untuk Leganes melalui serangan balik cepat.

Leganes bahkan sempat membalikkan keadaan pada menit ke-41 lewat aksi Oscar Rodriguez yang memberikan umpan matang kepada Dani Raba untuk mencetak gol kedua tim tamu. Tertinggal 1-2 di babak pertama, Madrid langsung menekan sejak awal babak kedua. Hanya butuh dua menit bagi Los Blancos untuk menyamakan skor menjadi 2-2 setelah Bellingham memanfaatkan kemelut di depan gawang Leganes.

Madrid terus menggempur pertahanan Leganes hingga akhirnya kembali unggul pada menit ke-76 melalui tendangan bebas indah Mbappe yang tak mampu dihentikan kiper lawan. Skor 3-2 bertahan hingga peluit akhir dibunyikan, memastikan Madrid membawa pulang tiga poin berharga dalam persaingan puncak klasemen LaLiga.

Kiev Tinjau Ulang Kesepakatan Mineral dengan AS Demi Kedaulatan Ekonomi

Pemerintah Kiev berupaya menegosiasikan ulang kesepakatan mineral dengan Washington demi meningkatkan investasi dari Amerika Serikat. Menurut laporan Bloomberg, Ukraina khawatir bahwa perjanjian ini akan memberikan kendali penuh kepada AS atas proyek pertambangan mineral kritis di negara tersebut. Kiev menilai bahwa ketentuan dalam kesepakatan tersebut dapat menghambat aksesi Ukraina ke Uni Eropa dan berpotensi mewajibkan negara itu untuk mengganti seluruh bantuan militer dan ekonomi yang telah diterima sejak awal konflik.

Pada akhir Maret, pejabat Ukraina mengadakan pertemuan virtual dengan mitra mereka di Washington untuk meminta klarifikasi terkait beberapa klausul dalam rancangan perjanjian yang terdiri dari 60 halaman. Sumber yang dikutip Bloomberg menyatakan bahwa pihak AS tidak menolak keberatan yang diajukan Kiev, yang mengindikasikan adanya peluang untuk merevisi beberapa ketentuan. Namun, penyusunan proposal akhir untuk amandemen kesepakatan ini masih memerlukan banyak pekerjaan dari pihak Ukraina.

Media Ukraina melaporkan bahwa dokumen perjanjian ini melanggar sebagian besar kesepakatan sebelumnya antara Kiev dan Washington, yang berpotensi mengurangi kedaulatan negara tersebut serta bertentangan dengan rencana keanggotaannya di Uni Eropa. Selain itu, pada akhir Februari, Presiden AS Donald Trump menyatakan harapannya agar Kiev segera menyetujui mekanisme pengembalian dana bantuan yang diperkirakan mencapai 400-500 miliar dolar AS. Namun, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menegaskan bahwa bantuan dari AS diberikan dalam bentuk hibah, bukan pinjaman yang harus dikembalikan.

Semangat Warga Gaza Membuat Kue Lebaran di Tengah Ancaman Serangan Israel

Warga Gaza, Palestina, mulai mempersiapkan diri untuk merayakan Idul Fitri, meskipun dalam kondisi terancam serangan Israel. Meskipun tinggal di pengungsian, mereka tetap semangat membuat kue tradisional untuk Lebaran. Asap serangan Israel terlihat di kamp Bureij di Jalur Gaza tengah pada Kamis, 27 Maret 2025. Kementerian Kesehatan Gaza yang dikuasai Hamas melaporkan lebih dari 850 orang tewas sejak serangan besar-besaran dimulai pada 18 Maret.

Meskipun serangan terus berlangsung, warga Gaza tetap bertahan untuk mempersiapkan Lebaran. Mereka di Bureij, yang baru saja diserang, terlihat bersama-sama membuat kue yang akan dibagikan ke sesama untuk menyambut Idul Fitri, yang menandakan akhir Ramadan. Kue-kue tersebut dibuat dengan bahan dan alat yang terbatas.

Perang yang telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza membuat jutaan orang terpaksa tinggal di pengungsian. Sejak 7 Oktober 2023, Israel melancarkan serangan besar sebagai balasan atas serangan Hamas yang menewaskan 1.200 orang di Israel.

Israel telah menyebabkan lebih dari 50 ribu korban jiwa di Gaza, dengan ratusan ribu orang terluka dan jutaan mengungsi. Setelah gencatan senjata pada Januari 2025, Israel kembali melanjutkan serangannya pada 18 Maret setelah gencatan senjata dengan Hamas berakhir.

Hamas menolak untuk memperpanjang gencatan senjata tahap pertama dan mendorong dimulainya gencatan senjata tahap kedua, yang dianggap dapat mendekatkan pada gencatan senjata permanen.

Xizang dan Perjalanan Panjang Menuju Kemajuan Hak Asasi Manusia

Kemajuan signifikan dalam perlindungan hak asasi manusia di Daerah Otonom Xizang, China, tercermin dalam sebuah buku putih yang dirilis pada Jumat (28/3). Dokumen berjudul Hak Asasi Manusia di Xizang di Era Baru ini menyoroti berbagai langkah yang telah diambil oleh Partai Komunis China (CPC) dan pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, memperkuat persatuan etnis, serta menjamin hak-hak dasar penduduk setempat. Seiring peringatan 60 tahun berdirinya daerah otonom ini pada 2025, pencapaian dalam bidang HAM semakin nyata, terutama sejak Kongres Nasional CPC ke-18 pada 2012. Kepala pemerintahan daerah, Gama Cedain, menegaskan bahwa kepemimpinan CPC telah membawa stabilitas dan pembangunan berkualitas tinggi di Xizang, memungkinkan masyarakat dari berbagai etnis menikmati hak-hak penghidupan dan pembangunan yang lebih baik. Buku putih ini menguraikan kemajuan dalam aspek demokrasi, ekonomi, sosial, budaya, lingkungan, serta kebebasan beragama. Hingga akhir 2019, sebanyak 628.000 warga miskin telah terbebas dari kemiskinan, sementara pada 2024, pendapatan bersih per kapita mereka meningkat lebih dari 12,5 persen. Infrastruktur pun berkembang pesat, dengan panjang jalan hampir dua kali lipat dalam 12 tahun terakhir, serta jaringan 5G yang kini mencakup seluruh kota dan kota kecil. Xizang juga mencatat peningkatan angka harapan hidup dari 68,17 tahun pada 2010 menjadi 72,19 tahun pada 2020. CPC terus mengutamakan pendekatan berbasis rakyat dalam perlindungan HAM, mengoordinasikan hak-hak sipil, politik, ekonomi, dan sosial demi mencapai kesejahteraan bersama. Kini, Xizang menikmati stabilitas politik, harmoni sosial, dan hubungan antaragama yang baik. Buku putih tersebut juga menegaskan bahwa tuduhan tentang memburuknya situasi HAM di Xizang hanyalah kebohongan bermotif politik yang bertujuan menciptakan ketidakstabilan. Kemajuan yang telah dicapai oleh masyarakat Xizang di era baru ini tidak akan terhenti oleh propaganda yang menyesatkan.

Xizang Kian Terbuka: Sambut Wisatawan dan Jurnalis Asing

Xizang semakin membuka diri bagi dunia dengan menyambut wisatawan mancanegara serta jurnalis yang ingin berkunjung atau melakukan peliputan di wilayah tersebut. Pernyataan ini disampaikan oleh Wakil Kepala Pemerintah Daerah Otonom Xizang, Xu Zhitao, dalam konferensi pers peluncuran buku putih berjudul Human Rights in Xizang in the New Era yang digelar di Lhasa pada 28 Maret 2025. Dalam kesempatan itu, Xu menegaskan bahwa meskipun Xizang memiliki kondisi geografis dan iklim yang unik, pemerintah tetap menerapkan sejumlah kebijakan manajemen khusus bagi warga negara asing yang ingin berkunjung.

Menurut Xu, keterbukaan adalah kunci bagi kemajuan, dan oleh karena itu, Xizang terus berupaya meningkatkan aksesibilitasnya bagi dunia internasional. Ia juga mengungkapkan bahwa jumlah wisatawan asing yang datang ke wilayah tersebut terus meningkat dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2024 saja, Xizang telah menerima sekitar 320.000 wisatawan asing, mencerminkan daya tarik wilayah ini sebagai destinasi wisata global.

Seiring dengan pengembangan infrastruktur dan peningkatan kapasitas penerimaan, pemerintah Xizang berkomitmen untuk semakin mempercepat keterbukaannya terhadap dunia luar. Xu juga menekankan bahwa pemerintah daerah akan menyediakan lebih banyak kesempatan bagi jurnalis untuk meliput berita di wilayah tersebut, dengan harapan mereka dapat memberitakan Xizang secara objektif dan adil. Dengan langkah-langkah ini, Xizang berharap dapat semakin memperkuat posisinya sebagai destinasi wisata dan pusat informasi yang terbuka bagi masyarakat internasional.

Stok Makanan di Gaza Hanya Cukup untuk Dua Pekan, Warga Terancam Kelaparan

Masyarakat Gaza kini menghadapi ancaman kelaparan yang semakin mendesak. Program Pangan Dunia (WFP) yang dikelola oleh PBB mengungkapkan bahwa persediaan makanan yang ada di Gaza hanya cukup untuk bertahan selama dua pekan ke depan.

Menurut WFP, mereka memiliki sekitar 5.700 ton bahan pangan yang tersisa di Gaza, yang diperkirakan akan mendukung operasi mereka selama maksimal dua minggu.

Sejak pekan lalu, serangan Israel di wilayah Palestina kembali meningkat. PBB melaporkan bahwa 142 ribu orang telah mengungsi dalam tujuh hari terakhir.

WFP menyatakan kesulitan dalam membawa pasokan makanan baru ke Gaza karena jalur perbatasan yang digunakan untuk pengiriman bantuan telah ditutup oleh pasukan Israel.

WFP juga menambahkan bahwa ratusan ribu warga Gaza terancam kelaparan dan kekurangan gizi, dengan semakin menipisnya stok makanan kemanusiaan, sementara akses untuk bantuan masih terhambat. Selain itu, meningkatnya aktivitas militer di Gaza telah mengganggu distribusi bantuan pangan dan membahayakan nyawa pekerja kemanusiaan.

Meski demikian, WFP berkomitmen untuk terus berusaha mengirimkan bantuan pangan kepada warga Gaza dan menargetkan untuk mendistribusikan paket makanan kepada setengah juta orang, yang masing-masing paket diharapkan bisa mencukupi kebutuhan satu keluarga selama sekitar seminggu.

Pejabat Israel juga melaporkan bahwa operasi militer baru bertujuan untuk menekan Hamas dalam upaya membebaskan para sandera yang masih berada di Gaza, setelah pembicaraan untuk memperpanjang gencatan senjata gagal.

Spanyol Dorong Sanksi bagi Penghalang Solusi Dua Negara di Konflik Israel-Palestina

Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, menyatakan dukungannya terhadap penerapan sanksi bagi siapa pun yang berusaha menghambat tercapainya solusi dua negara dalam menyelesaikan konflik Israel-Palestina. Dalam wawancara dengan TVE pada Kamis, Albares menegaskan bahwa negaranya telah secara sepihak menjatuhkan sanksi terhadap pemukim Yahudi di Tepi Barat dan membawa isu ini ke tingkat Uni Eropa (EU). Spanyol, bersama Irlandia, juga mendorong EU untuk meninjau kembali Kesepakatan Asosiasi dengan Israel karena dugaan pelanggaran hukum internasional yang dilakukan oleh negara tersebut.

Albares menegaskan bahwa Spanyol menolak keras pengusiran warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat, serta mengecam segala rencana yang berupaya merelokasi mereka, yang dianggap sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional. Pernyataannya muncul setelah anggota parlemen Basque, Aitor Esteban, menyebut rencana Israel membentuk lembaga relokasi bagi warga Gaza sebagai tindakan genosida. Namun, Albares menegaskan bahwa penetapan suatu peristiwa sebagai genosida adalah wewenang badan hukum internasional.

Ia menambahkan bahwa Spanyol turut serta dalam gugatan yang diajukan oleh Afrika Selatan ke Mahkamah Internasional (ICJ) untuk menentukan apakah tindakan Israel di Gaza termasuk genosida. Selain itu, Spanyol juga baru saja memberikan dana sebesar 5 juta euro (sekitar Rp89,3 miliar) kepada Mahkamah Pidana Internasional (ICC) guna membantu penyelidikan terhadap dugaan kejahatan perang oleh Israel. Meski demikian, Albares menegaskan bahwa diplomasi dengan Israel tetap harus dipertahankan karena solusi dua negara membutuhkan keterlibatan penuh dari kedua pihak.

Tragedi di Laut Merah: Kapal Selam Wisata Tenggelam, Enam Wisatawan Rusia Tewas

Sebuah insiden tragis terjadi di lepas pantai Hurghada, Laut Merah, Mesir, ketika sebuah kapal selam wisata mengalami kecelakaan fatal pada Kamis. Dalam peristiwa tersebut, enam wisatawan asal Rusia dilaporkan tewas, sementara 39 penumpang lainnya berhasil diselamatkan. Gubernur Laut Merah, Amr Hanafi, memastikan bahwa tidak ada korban hilang dalam kejadian tersebut dan menegaskan bahwa kapal selam tersebut memiliki izin resmi serta diawaki oleh kru bersertifikat.

Pemerintah kegubernuran Laut Merah mengonfirmasi bahwa seluruh korban tewas merupakan warga negara Rusia. Sementara itu, kapal selam naas tersebut membawa total 50 orang, termasuk 45 wisatawan asing yang berasal dari Rusia, India, Norwegia, dan Swedia. Kapal selam itu sendiri dikendalikan oleh lima awak asal Mesir. Upaya koordinasi dengan berbagai kedutaan dan otoritas terkait terus dilakukan untuk memastikan semua kebutuhan administratif dan medis bagi para korban terpenuhi. Pihak berwenang juga sedang melakukan penyelidikan mendalam untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan ini, apakah disebabkan oleh faktor teknis, cuaca, atau kesalahan manusia.

Kejadian ini menjadi pukulan bagi industri wisata bawah laut di Mesir, yang terkenal dengan keindahan Laut Merah sebagai destinasi favorit para penyelam dan wisatawan. Insiden ini menambah kekhawatiran terkait standar keselamatan bagi wisatawan yang mengikuti tur bawah laut. Meskipun pihak berwenang telah memastikan bahwa kapal selam tersebut beroperasi sesuai dengan regulasi, insiden ini tetap menimbulkan pertanyaan mengenai aspek keselamatan dalam wisata bawah laut. Dengan tragedi ini, diharapkan evaluasi lebih lanjut dilakukan untuk mencegah insiden serupa di masa mendatang, termasuk peningkatan pengawasan terhadap operasional kapal selam wisata serta peningkatan pelatihan keselamatan bagi awak dan penumpang.

Keletihan Warga Gaza Terhadap Konflik, Ratusan Orang Turun ke Jalan

Pada Selasa malam, 25 Maret 2025, terjadi aksi protes besar di Gaza Utara, Palestina, tepatnya di Beit Lahia, dekat Rumah Sakit Indonesia. Para demonstran, yang tidak dikenal identitasnya, mengangkat suara menentang Hamas dan menyerukan agar perang dengan Israel segera dihentikan. Beberapa rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan para peserta meneriakkan kata-kata seperti “Hamas keluar” dan “Hamas teroris.”

Protes ini terjadi setelah serangan udara Israel yang intensif, yang berlangsung hampir dua bulan setelah gencatan senjata sebelumnya. Para demonstran membawa spanduk yang bertuliskan “Hentikan perang” dan “Kami ingin hidup damai.”

Dilaporkan oleh BBC, meskipun gencatan senjata sempat berlangsung, Israel kembali melanjutkan operasi militernya, dan Hamas menuduh Israel mengabaikan kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya. Sejak dimulainya operasi militer Israel, banyak warga Palestina yang kehilangan nyawa, dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi.

Sebagian besar seruan demonstrasi ini disebarkan melalui aplikasi Telegram. Salah seorang peserta aksi mengatakan, “Saya tidak tahu siapa yang mengorganisir protes ini. Saya ikut serta untuk menyampaikan pesan dari rakyat: Cukup sudah dengan perang ini.” Ada juga laporan bahwa anggota keamanan Hamas yang menyamar dengan pakaian sipil mencoba membubarkan aksi protes tersebut.

Sejumlah warga Gaza, termasuk seorang pria bernama Majdi, mengungkapkan kelelahan mereka terhadap konflik yang terus berlarut-larut, dengan bertanya, “Jika meninggalkan kekuasaan di Gaza adalah solusi, mengapa Hamas tidak menyerahkannya demi melindungi rakyat?”

Protes juga meletus di kamp pengungsi Jabalia, Gaza Barat, dengan demonstran membakar ban dan menginginkan berakhirnya perang. Banyak warga Gaza percaya bahwa protes ini akan menyebar lebih luas karena keletihan masyarakat akibat penderitaan yang tak kunjung berakhir.