Serangan Udara Israel Terus Guncang Gaza, 7 Warga Sipil Tewas

Rentetan serangan udara dari Israel kembali mengguncang Jalur Gaza. Menurut laporan Badan Pertahanan Sipil Gaza, setidaknya tujuh warga sipil dilaporkan tewas akibat serangan ini.

Juru bicara Badan Pertahanan Sipil Gaza, Mahmoud Bassal, menyampaikan bahwa serangan udara Israel melanda berbagai wilayah di Gaza, termasuk Gaza City. Ia mengungkapkan bahwa serangan tersebut menyebabkan korban jiwa, dengan empat orang tewas di daerah Al-Rimal dekat Gaza City, dua lainnya di Al-Sabra di barat Gaza City, dan satu orang lagi di Khan Younis, yang terletak di selatan Jalur Gaza.

Selain itu, Bassal juga melaporkan bahwa lebih dari 10 rumah di bagian timur Gaza City dan Rafah rusak parah akibat serangan tersebut.

Militer Israel belum memberikan tanggapan terkait laporan ini, namun diketahui bahwa sejak 18 Maret lalu, serangan udara dan operasi darat mereka di Gaza semakin intensif.

Ma’ruf Amin: Evakuasi 1.000 Warga Gaza ke Indonesia Bisa Dilakukan Asalkan Masalah Gaza Terselesaikan

Presiden Prabowo Subianto merencanakan untuk membawa 1.000 warga Gaza ke Indonesia melalui proses evakuasi.Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan bahwa langkah tersebut dapat dilakukan asalkan masalah yang ada dapat diselesaikan terlebih dahulu.

“Yang terpenting adalah bagaimana kita mengatasi tantangan yang ada di Gaza dengan segala cara,” ungkap Ma’ruf Amin setelah acara halal bihalal di kediaman Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, di Jakarta Selatan, pada Minggu (20/4/2025).

“Jika itu bisa menyelesaikan masalah, tidak ada halangan. Namun, jika hal itu sulit dilakukan, kita bisa memberikan bantuan langsung kepada masyarakat di sana,” tambahnya.

Ma’ruf Amin juga menekankan bahwa proses evakuasi warga Gaza ke Indonesia bukanlah hal yang mudah. Menurutnya, saat ini yang paling memungkinkan adalah memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan di Gaza.

“Memindahkan mereka bukanlah pekerjaan yang mudah, demikian pula dengan memberikan bantuan di sana.”Jadi, langkah terbaik yang bisa diambil adalah memberikan bantuan,” ujarnya.

Sebelumnya, Prabowo Subianto mengungkapkan rencananya untuk mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia dalam gelombang pertama. Hal ini disampaikan dalam sebuah konferensi pers sebelum Prabowo melakukan lawatan ke lima negara.

“Kami siap mengevakuasi mereka yang terluka, trauma, anak-anak yatim piatu, atau siapa saja yang membutuhkan. Pemerintah Palestina dan pihak terkait di Gaza telah menyampaikan keinginan agar mereka dievakuasi ke Indonesia. Kami siap mengirimkan pesawat untuk membawa mereka, dengan perkiraan jumlah sekitar 1.000 orang pada gelombang pertama,” ujar Prabowo di Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (9/4) dini hari.

Prabowo menegaskan bahwa evakuasi ini hanya dapat dilakukan jika disetujui oleh semua pihak yang terkait. Ia juga menjelaskan bahwa warga Gaza yang dievakuasi ke Indonesia akan tinggal sementara hingga mereka sembuh dan situasi di Gaza membaik. Setelah itu, mereka diharapkan untuk kembali ke daerah asal mereka.

“Semua pihak harus menyetujui hal ini. Mereka akan tinggal di sini sementara, hingga kondisi mereka pulih dan situasi di Gaza memungkinkan mereka untuk kembali,” jelas Prabowo.

Ia menambahkan bahwa bantuan ini merupakan komitmen Indonesia untuk mendukung Palestina. Oleh karena itu, dalam lawatannya ke beberapa negara di Timur Tengah, Prabowo akan berkonsultasi dengan para pemimpin negara tersebut mengenai hal ini.

“Saya rasa ini adalah sikap pemerintah Indonesia. Saya akan berkonsultasi dengan para pemimpin negara-negara tersebut. Kami terus menerima utusan dan telepon mengenai kesiapan Indonesia untuk membantu penyelesaian masalah di Gaza,” ujarnya.

Kunjungan Langka Netanyahu ke Gaza Dikecam Palestina

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, melakukan kunjungan yang jarang terjadi ke Jalur Gaza, yang memicu kecaman keras dari Kementerian Luar Negeri Palestina. Kunjungan ini berlangsung pada Selasa, 15 April 2025, ketika militer Israel masih melancarkan serangan udara dan darat di wilayah Palestina tersebut.

Menurut pengumuman dari kantor Perdana Menteri Israel, Netanyahu mengunjungi bagian utara Gaza pada tanggal tersebut. Dalam pertemuan dengan pasukan Israel, Netanyahu menegaskan komitmennya untuk terus menyerang Hamas guna membebaskan para sandera yang masih berada di tangan kelompok tersebut.

Sejak serangan yang dimulai pada 18 Maret 2025, Israel berhasil menguasai sebagian besar wilayah Gaza, memaksa ratusan ribu warga sipil untuk mengungsi dari daerah yang menjadi sasaran serangan. Pemimpin Israel, termasuk Netanyahu, berulang kali menyatakan bahwa hanya tekanan militer yang dapat memaksa Hamas untuk membebaskan sandera-sandera mereka.

Israel baru-baru ini mengajukan proposal gencatan senjata selama 45 hari, dengan syarat Hamas membebaskan sepuluh sandera yang masih hidup. Proposal tersebut juga mencakup pembebasan lebih dari seribu tahanan Palestina dan pengiriman bantuan kemanusiaan ke Gaza, yang telah diblokade sejak 2 Maret.

Namun, Hamas menolak keras permintaan Israel untuk melucuti senjata, menyebutnya sebagai “garis merah” yang tidak bisa dinegosiasikan.

Trump Wajibkan Pemeriksaan Media Sosial untuk Pemohon Visa yang Pernah ke Gaza

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan kebijakan baru yang mengharuskan pemeriksaan akun media sosial bagi seluruh pemohon visa AS yang pernah mengunjungi Jalur Gaza sejak 1 Januari 2007. Langkah ini bertujuan untuk memperketat proses seleksi terhadap pelancong asing.

Aturan tersebut berlaku untuk semua jenis visa, baik visa imigran maupun non-imigran, termasuk bagi pekerja lembaga non-pemerintah dan individu yang berada di Gaza dalam kapasitas resmi atau diplomatik untuk jangka waktu tertentu.

Menurut pernyataan dari Departemen Luar Negeri AS yang dikutip oleh Reuters pada Jumat (18/4/2025), apabila hasil pemeriksaan media sosial menunjukkan informasi yang dianggap mengganggu keamanan, maka akan dilakukan Security Advisory Opinion (SAO).

Kebijakan ini lahir atas dasar rekomendasi dari penasihat keamanan nasional, sebagai bagian dari investigasi lintas lembaga guna menilai apakah pelamar visa berpotensi membahayakan keamanan nasional Amerika Serikat.

Sebelumnya, pemerintahan Trump telah membatalkan ratusan visa, termasuk milik sejumlah penduduk tetap yang sah, berdasarkan Undang-Undang Imigrasi tahun 1952 yang memungkinkan deportasi terhadap individu yang dinilai bertentangan dengan kepentingan luar negeri AS.

Dalam kabel diplomatik tertanggal 17 April yang ditandatangani oleh Menteri Luar Negeri AS, Marco Rubio, disebutkan bahwa lebih dari 300 visa kemungkinan telah dibatalkan sejak akhir Maret.

Ketika dimintai tanggapan soal kabel tersebut, juru bicara Departemen Luar Negeri enggan memberikan komentar terkait komunikasi internal. Namun, ia menegaskan bahwa semua pemohon visa harus melalui proses pemeriksaan keamanan menyeluruh yang melibatkan banyak instansi.

“Keamanan negara dan warga Amerika menjadi prioritas utama pemerintahan Trump, yang diwujudkan melalui penerapan standar ketat dalam proses pengajuan visa,” ungkapnya. Ia juga menegaskan bahwa pemegang visa akan terus dipantau selama masa berlaku visa untuk memastikan mereka tetap memenuhi syarat masuk ke AS.

Beberapa pejabat di pemerintahan Trump juga menyatakan bahwa mahasiswa asing yang mendukung Palestina atau mengkritik tindakan Israel di Gaza dapat dianggap sebagai ancaman terhadap kepentingan luar negeri AS, dan berisiko dideportasi.

Langkah ini menuai kritik dari sejumlah pihak yang menilai bahwa kebijakan tersebut merupakan pelanggaran terhadap kebebasan berpendapat yang dilindungi oleh Amandemen Pertama Konstitusi AS. Meski begitu, ada beberapa kasus di mana visa mahasiswa dicabut karena pandangan mereka terkait konflik Gaza.

Salah satu insiden yang mendapat perhatian luas adalah penangkapan mahasiswa asal Turki, Rumeysa Ozturk, dari Universitas Tufts. Penangkapannya oleh agen bertopeng terekam dalam video yang kemudian viral.

Israel Tegaskan Larangan Masuk Al Aqsa untuk Khatib yang Kritik Konflik Gaza

Israel telah mengeluarkan perintah larangan masuk Masjid Al Aqsa bagi Syekh Muhammad Salim selama tujuh hari. Keputusan ini diambil setelah Syekh Muhammad menyampaikan khutbah Jumat yang mengkritik perang Israel di Gaza.

Menurut laporan dari Anadolu Agency, larangan itu diterapkan pada Jumat (12/4/2025). Informasi yang beredar menyebutkan bahwa Syekh Muhammad ditangkap oleh polisi Israel di salah satu pintu gerbang Masjid Al Aqsa. Setelah dilakukan interogasi di kantor polisi di Yerusalem Timur, ia akhirnya dibebaskan.

Baca juga:

  • Mengapa Haji Furoda Bisa Berangkat Tanpa Antri?
  • Seruan dari Berbagai Pihak agar Negara-negara Muslim Bertindak Melawan Israel

Setelah kejadian tersebut, Syekh Muhammad diberi larangan untuk memasuki masjid selama tujuh hari, dengan kemungkinan perpanjangan dari pihak berwenang Israel. Sumber dari Departemen Wakaf Islam, yang bertanggung jawab atas pengelolaan Masjid Al Aqsa, mengonfirmasi bahwa larangan tersebut dapat diperpanjang.

Dalam khutbah Jumatnya, Syekh Muhammad mengecam serangan Israel di Gaza yang telah menewaskan hampir 51.000 warga Palestina, menyebabkan daerah tersebut hampir tidak bisa dihuni lagi. Pernyataan tegasnya sepertinya menjadi alasan utama diterapkannya larangan tersebut.

Hal serupa pernah dialami oleh Syekh Ekrima Sabri, Imam Besar Masjid Al Aqsa, yang dikenal kritis terhadap kebijakan Israel. Karena kritikan kerasnya terhadap pendudukan Israel, Syekh Ekrima juga pernah dilarang memasuki Masjid Al Aqsa selama enam bulan.

Korban Tewas Akibat Serangan Israel di Gaza
Menurut laporan medis yang diterima dari WAFA pada Senin (14/4/2025), sebanyak 39 warga Palestina dilaporkan tewas dan 118 lainnya luka-luka akibat serangan udara Israel di Gaza dalam 24 jam terakhir.

Dengan ini, jumlah korban tewas akibat serangan Israel sejak dimulainya konflik pada Oktober 2023 telah mencapai 50.983 orang, sementara 116.274 orang lainnya terluka. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak. Tim penyelamat kesulitan menjangkau korban yang terjebak di bawah reruntuhan atau tergeletak di jalanan, karena pasukan Israel terus menghalangi ambulans dan tim pertahanan sipil.

Perang ini, yang telah berkembang menjadi sebuah tragedi kemanusiaan, dimulai pada 7 Oktober 2023 dan terus berlanjut meski adanya seruan dari Dewan Keamanan PBB untuk menghentikan permusuhan, serta tekanan dari Mahkamah Internasional untuk mencegah terjadinya genosida dan mengurangi penderitaan di Gaza.

Dengan latar belakang tersebut, situasi di Gaza semakin memburuk, dan dunia internasional terus mendesak agar upaya diplomatik lebih intens dilakukan untuk menghentikan kekerasan.

Serangan Israel di Gaza Tewaskan Seorang Anak di Rumah Sakit yang Rusak

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa seorang anak kehilangan nyawa setelah serangan udara Israel menghantam salah satu rumah sakit yang masih berfungsi di Jalur Gaza. Serangan ini terjadi di tengah peringatan dari Israel bahwa operasi militer akan diperluas apabila kelompok Hamas tidak segera membebaskan para sandera yang tersisa.

Sejak konflik kembali memanas pada Oktober 2024, ribuan warga Gaza mengungsi ke area rumah sakit, karena banyak fasilitas kesehatan rusak parah akibat konflik bersenjata.

Pada hari Minggu (13 April), sebuah serangan udara mengenai Rumah Sakit Al-Ahli yang terletak di Gaza bagian utara. Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa insiden tersebut menyebabkan satu anak meninggal dunia karena gangguan dalam layanan medis.

“Seorang anak tewas karena tidak mendapatkan perawatan yang dibutuhkan,” tulis Ghebreyesus dalam unggahannya di platform media sosial X (sebelumnya Twitter).

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ruang gawat darurat, laboratorium, mesin sinar-X, serta apotek di rumah sakit tersebut mengalami kerusakan berat. Akibatnya, 50 pasien harus dipindahkan ke fasilitas medis lain, sementara 40 pasien dalam kondisi kritis tidak dapat dievakuasi.

Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut ditujukan pada “pusat komando dan kontrol” milik Hamas yang diklaim berada di sekitar kompleks rumah sakit. Namun, klaim tersebut langsung dibantah oleh pihak Hamas.

Buku yang Dulu Menjadi Sumber Ilmu, Kini Dibakar untuk Bertahan Hidup di Gaza

Akibat habisnya pasokan bahan bakar, warga Gaza terpaksa menggunakan buku-buku sebagai sumber api untuk menghangatkan diri dan memasak. Dalam situasi yang semakin buruk akibat serangan Israel, mereka kekurangan bahan bakar dan bantuan.
Blokade yang diterapkan Israel membatasi akses terhadap makanan, bahan bakar, dan bantuan untuk dua juta penduduk Gaza, yang menyebabkan banyak keluarga di Palestina kehilangan harapan.

Buku-buku yang dibakar ini berasal dari perpustakaan dan sekolah-sekolah, yang menggambarkan betapa parahnya kondisi yang dihadapi warga Palestina akibat serangan dan blokade yang dilakukan oleh Israel.

Seperti yang dilaporkan oleh Mehr News Agency pada Minggu (13/4/2025), warga Gaza menggambarkan situasi yang begitu sulit, di mana bertahan hidup menjadi lebih penting daripada menjaga warisan budaya mereka.
Berbagai organisasi hak asasi manusia telah mengutuk blokade Israel dan mendesak adanya intervensi internasional yang segera.

Krisis ini menekankan kerusakan besar yang ditimbulkan oleh konflik, serta pentingnya tindakan cepat untuk membantu warga Gaza dan meringankan penderitaan mereka.

Asap dari buku yang dibakar bercampur dengan debu dan bau bahan peledak yang selalu menyelimuti kawasan itu, menciptakan aroma yang pahit dan menghancurkan Gaza.
Dokter dan tenaga medis kini kewalahan, berjuang dengan persediaan yang semakin menipis, sementara mereka melaporkan lonjakan penyakit pernapasan akibat asap beracun.

Sementara itu, PBB juga memperingatkan potensi bencana kesehatan yang akan datang, karena penghentian sistem pemurnian air dan kerusakan sanitasi akibat blokade Israel.

Pembakaran buku kini menjadi simbol dari keputusasaan warga Gaza. Akademisi dan lembaga budaya di seluruh dunia mengutuk tindakan ini sebagai kekejaman Israel yang dipaksakan kepada penduduk yang kelaparan dan kekurangan kebutuhan dasar.

Dr. Fayez Abu Shamaleh, seorang profesor dan penulis Palestina, menyatakan penyesalannya karena harus membakar kumpulan puisi untuk menyalakan api. Ia menyesali pembakaran karya penyair Arab terkenal, Nazik Al-Malaika, dan menganggapnya sebagai tindakan yang merusak budaya, sejarah, dan kemanusiaan demi bertahan hidup.

Menurut laporan media India, ETV Bharat, Universitas Islam Gaza yang dulunya menjadi pusat pendidikan terkemuka kini menjadi tempat berlindung bagi banyak orang. Buku-buku di universitas tersebut digunakan sebagai bahan bakar untuk kompor darurat. Banyak anak-anak yang mencari buku-buku di reruntuhan gedung universitas untuk membantu orang tua mereka memasak dan mendapatkan makanan.

Prabowo Klarifikasi Evakuasi Warga Gaza ke Indonesia: Bukan Relokasi

Presiden Prabowo Subianto berkomitmen untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada Palestina. Salah satu langkah yang direncanakan adalah mengevakuasi 1.000 warga Gaza ke Indonesia. Namun, menurut detikNews, evakuasi ini bukan bertujuan untuk relokasi, melainkan sebagai upaya bantuan bagi mereka yang terdampak di Gaza.

Prabowo menjelaskan bahwa tujuan utama dari evakuasi ini adalah untuk membantu, bukan memindahkan warga Gaza secara permanen. “Bukan relokasi, ini adalah upaya kami untuk membantu masyarakat Palestina yang menderita akibat situasi yang sangat berat di Gaza,” ujar Prabowo dalam konferensi pers di Antalya, Turki, pada Sabtu (12/5/2025), seperti yang disaksikan di YouTube Sekretariat Presiden.

Prabowo juga belum bisa memastikan kapan evakuasi tersebut akan dilaksanakan. Ia mengatakan, selama lawatannya, ia sedang berkonsultasi dengan para pemimpin negara yang ia kunjungi mengenai rencana ini dan akan segera bertemu dengan pimpinan Palestina untuk membahas pelaksanaan lebih lanjut.

“Saya sedang melakukan konsultasi dan nanti akan bertemu dengan pemimpin Palestina untuk membahas lebih lanjut tentang pelaksanaannya,” tambahnya.

Sebelumnya, Prabowo juga mengungkapkan bahwa evakuasi tersebut baru akan dilaksanakan jika mendapat persetujuan dari semua pihak yang terkait. Ia menegaskan bahwa bantuan ini hanya bersifat sementara. Setelah kondisi di Gaza membaik dan warga yang dievakuasi pulih, mereka harus kembali ke tanah kelahiran mereka. “Ini harus disepakati oleh semua pihak, dan mereka hanya akan tinggal di sini sementara waktu sampai kondisi mereka membaik, dan Gaza memungkinkan mereka kembali ke tempat asal,” jelasnya.

Wawasan Baru Terungkap tentang Detik-detik Terakhir Titanic melalui Pemindaian Digital

Sebuah analisis mendalam terhadap pemindaian digital Titanic berukuran penuh telah mengungkapkan berbagai wawasan baru mengenai bencana kapal tersebut. Pemindaian ini memberikan gambaran yang lebih jelas tentang detik-detik terakhir kapal legendaris yang tenggelam setelah menabrak gunung es pada tahun 1912, mengakibatkan lebih dari 1.500 nyawa melayang.

Dilaporkan oleh BBC pada Jumat (11/4/2025), replika 3D yang sangat akurat memperlihatkan keganasan bencana tersebut. Salah satu temuan penting adalah bagaimana kapal terbelah menjadi dua saat tenggelam. Kerusakan parah ini terjadi setelah Titanic menabrak gunung es, mengakibatkan kehancuran pada struktur lambung kapal.

Pemindaian ini memberikan wawasan baru, terutama mengenai ruang ketel uap. Temuan ini mengonfirmasi laporan saksi mata yang menyatakan bahwa para insinyur kapal bekerja hingga detik-detik terakhir untuk menjaga agar lampu kapal tetap menyala, meskipun situasi sangat genting. Simulasi komputer yang dilakukan menunjukkan bahwa tusukan seukuran kertas A4 di lambung kapal menjadi pemicu kehancuran yang sangat besar bagi Titanic.

Parks Stephenson, seorang analis Titanic, menyatakan bahwa Titanic adalah saksi mata terakhir yang masih ada dari bencana tersebut, dan kapal itu masih memiliki banyak cerita yang perlu diceritakan. Pemindaian ini telah digunakan dalam pembuatan film dokumenter baru berjudul Titanic: The Digital Resurrection, yang diproduksi oleh National Geographic dan Atlantic Productions.

Bangkai Titanic yang terletak di kedalaman 3.800 meter di perairan es Atlantik dipetakan menggunakan robot bawah air. Lebih dari 700.000 gambar diambil dari berbagai sudut untuk membuat replika digital Titanic yang kemudian diungkapkan kepada dunia oleh BBC News pada tahun 2023.

Karena lokasi bangkai kapal yang sangat dalam dan gelap, sebelumnya penjelajahan dengan kapal selam hanya menghasilkan foto-foto terbatas yang menggoda. Namun, pemindaian digital ini memberikan tampilan penuh pertama dari Titanic dalam kondisi asli.

Haluan kapal yang sangat besar terletak tegak di dasar laut, seolah-olah kapal tersebut sedang melanjutkan pelayarannya, sementara buritan kapal yang terletak 600 meter dari haluan terlihat seperti tumpukan logam yang hancur. Kerusakan itu terjadi akibat hantaman dasar laut setelah kapal terbelah menjadi dua.

Teknologi pemetaan baru ini memungkinkan para peneliti untuk mempelajari kapal dengan cara yang berbeda. “Ini seperti sebuah TKP. Anda perlu melihat bukti-bukti yang ada, dalam konteks tempatnya,” ujar Parks Stephenson. “Memiliki pandangan yang komprehensif tentang keseluruhan situs bangkai kapal adalah kunci untuk memahami apa yang sebenarnya terjadi.”

Pemindaian juga mengungkapkan detail baru, termasuk jendela kapal yang kemungkinan besar dihancurkan oleh gunung es, yang sesuai dengan laporan saksi mata korban selamat yang menyatakan bahwa es masuk ke dalam kabin beberapa orang selama tabrakan.

Temuan ini membawa perspektif baru dalam pemahaman kita tentang tragedi Titanic, mengungkapkan detil yang sebelumnya belum terungkap dan menambah kekayaan sejarah dari kapal yang tenggelam lebih dari seabad yang lalu.

Anggota DPR PKS Dukung Rencana Evakuasi Sementara Warga Gaza ke Indonesia oleh Prabowo

Anggota Komisi I DPR dari Fraksi PKS, Sukamta, memberikan dukungan terhadap rencana Presiden Prabowo Subianto untuk mengevakuasi warga Gaza, Palestina, sementara waktu ke Indonesia. Sukamta menilai langkah tersebut sangat penting demi melindungi keselamatan warga Gaza.

“Setelah Israel melanggar perjanjian gencatan senjata secara sepihak dan terus melakukan pengeboman, termasuk terhadap tenda pengungsian, petugas kemanusiaan, dan jurnalis, situasi di Gaza yang bisa kita lihat melalui foto dan video sangat memprihatinkan,” jelas Sukamta dalam keterangan tertulisnya, Kamis (10/4/2025).

“Jumlah korban terus meningkat, sementara banyak rumah sakit yang rusak. Karena itu, evakuasi, terutama untuk korban luka dan anak-anak yatim, harus segera dilaksanakan,” tambahnya.

Sukamta juga menegaskan bahwa evakuasi untuk korban dan anak-anak Palestina perlu melibatkan kerjasama internasional, mengingat jumlah korban yang sangat tinggi.

“Jumlah korban luka mencapai sekitar 120 ribu, sementara lebih dari 38 ribu anak menjadi yatim. Ini adalah angka yang sangat besar. Oleh karena itu, bantuan internasional sangat penting untuk meringankan beban warga Gaza,” ujarnya.

Sukamta menjelaskan bahwa langkah evakuasi ini berbeda dengan usulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, terkait pemindahan warga Gaza. Ia menekankan bahwa rencana evakuasi Indonesia bersifat sementara untuk membantu pemulihan dan penyembuhan trauma.

“Seperti yang disampaikan oleh Presiden Prabowo, setelah situasi di Gaza membaik, warga yang dievakuasi akan dikembalikan ke tanah air mereka,” ujar Sukamta.

Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengevakuasi warga Gaza ke Indonesia. Menurut Prabowo, pemerintah siap mengirimkan pesawat untuk membantu proses evakuasi.

“Kami siap mengevakuasi mereka yang terluka, terdampak trauma, serta anak-anak yatim. Bagi siapa pun yang membutuhkan evakuasi ke Indonesia, kami akan mengirimkan pesawat untuk membawa mereka. Kami memperkirakan sekitar 1.000 orang untuk gelombang pertama,” ujar Prabowo dalam keterangan yang disampaikan melalui YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (9/4).

Prabowo juga menegaskan bahwa evakuasi ini hanya akan dilaksanakan jika ada persetujuan dari semua pihak terkait. Ia menambahkan bahwa proses evakuasi warga Gaza ke Indonesia bersifat sementara, dan setelah situasi di Gaza pulih, mereka akan dipulangkan ke tempat asal mereka.

“Ketentuannya adalah persetujuan dari semua pihak diperlukan, dan mereka hanya akan berada di sini untuk sementara waktu sampai kondisi mereka membaik. Setelah itu, jika situasi di Gaza sudah memungkinkan, mereka akan dipulangkan ke tanah kelahiran mereka,” ujarnya.