Pada 21 November 2024, Jerman mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan dunia internasional dengan mengancam China dalam konteks hubungan perdagangan dan politik. Ancaman ini datang setelah serangkaian tindakan yang dianggap oleh Jerman sebagai pelanggaran terhadap prinsip-prinsip yang selama ini dijunjung dalam kerjasama internasional. Beberapa analis mengaitkan pernyataan keras ini dengan perkembangan terbaru terkait kebijakan luar negeri China yang semakin tegas dan langkah-langkah ekonomi yang dianggap merugikan negara-negara Barat.
Pemerintah Jerman menyebutkan bahwa tindakan China dalam beberapa bulan terakhir, termasuk kebijakan ekonomi yang dirasa tidak adil dan masalah hak asasi manusia di beberapa wilayah, telah menyebabkan ketegangan yang meningkat. Salah satu isu utama yang mengemuka adalah kebijakan perdagangan yang menurut Jerman menguntungkan China secara sepihak dan merugikan perusahaan-perusahaan Eropa. Selain itu, ketegangan mengenai masalah Hong Kong dan Tibet juga disebut-sebut menjadi salah satu latar belakang dari ancaman ini.
China menanggapi pernyataan Jerman dengan keras, mengingat hubungan ekonomi kedua negara yang sangat penting. China memperingatkan Jerman untuk tidak mengintervensi urusan dalam negerinya dan meminta agar Jerman fokus pada pengembangan hubungan yang lebih konstruktif. Meskipun begitu, China juga menyatakan kesiapan untuk berunding mengenai isu-isu yang menjadi perhatian Jerman, dengan syarat ada dialog yang saling menghormati.
Ancaman Jerman terhadap China ini dapat berdampak signifikan terhadap hubungan internasional, terutama dalam konteks perdagangan global. Jerman merupakan salah satu ekonomi terbesar di Eropa dan memiliki hubungan yang erat dengan China, yang juga merupakan mitra dagang utama. Ketegangan ini dapat memengaruhi pasar global dan memperburuk hubungan antara negara-negara Barat dengan China, yang tengah menghadapi tekanan dari banyak pihak terkait kebijakan dalam negeri dan luar negeri mereka.