Pada Selasa malam, 25 Maret 2025, terjadi aksi protes besar di Gaza Utara, Palestina, tepatnya di Beit Lahia, dekat Rumah Sakit Indonesia. Para demonstran, yang tidak dikenal identitasnya, mengangkat suara menentang Hamas dan menyerukan agar perang dengan Israel segera dihentikan. Beberapa rekaman video yang beredar di media sosial menunjukkan para peserta meneriakkan kata-kata seperti “Hamas keluar” dan “Hamas teroris.”
Protes ini terjadi setelah serangan udara Israel yang intensif, yang berlangsung hampir dua bulan setelah gencatan senjata sebelumnya. Para demonstran membawa spanduk yang bertuliskan “Hentikan perang” dan “Kami ingin hidup damai.”
Dilaporkan oleh BBC, meskipun gencatan senjata sempat berlangsung, Israel kembali melanjutkan operasi militernya, dan Hamas menuduh Israel mengabaikan kesepakatan yang sudah dibuat sebelumnya. Sejak dimulainya operasi militer Israel, banyak warga Palestina yang kehilangan nyawa, dan ribuan lainnya terpaksa mengungsi.
Sebagian besar seruan demonstrasi ini disebarkan melalui aplikasi Telegram. Salah seorang peserta aksi mengatakan, “Saya tidak tahu siapa yang mengorganisir protes ini. Saya ikut serta untuk menyampaikan pesan dari rakyat: Cukup sudah dengan perang ini.” Ada juga laporan bahwa anggota keamanan Hamas yang menyamar dengan pakaian sipil mencoba membubarkan aksi protes tersebut.
Sejumlah warga Gaza, termasuk seorang pria bernama Majdi, mengungkapkan kelelahan mereka terhadap konflik yang terus berlarut-larut, dengan bertanya, “Jika meninggalkan kekuasaan di Gaza adalah solusi, mengapa Hamas tidak menyerahkannya demi melindungi rakyat?”
Protes juga meletus di kamp pengungsi Jabalia, Gaza Barat, dengan demonstran membakar ban dan menginginkan berakhirnya perang. Banyak warga Gaza percaya bahwa protes ini akan menyebar lebih luas karena keletihan masyarakat akibat penderitaan yang tak kunjung berakhir.