Pada 18 Desember 2024, Malaysia dan Vietnam mengumumkan pembentukan aliansi pertahanan bersama di kawasan Laut China Selatan, yang semakin memanas akibat klaim wilayah yang tumpang tindih antara beberapa negara. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap meningkatnya ketegangan regional, yang melibatkan klaim China atas hampir seluruh Laut China Selatan. Melalui kerjasama ini, kedua negara berkomitmen untuk memperkuat pertahanan di wilayah yang kaya akan sumber daya alam dan jalur perdagangan penting ini.
Laut China Selatan telah menjadi titik panas perselisihan sejak beberapa tahun terakhir, dengan berbagai negara, termasuk China, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan Brunei, saling mengklaim bagian-bagian dari wilayah tersebut. China, dengan klaim “sembilan garis putus-putus,” memicu ketegangan dengan negara-negara tetangga yang juga memiliki klaim atas pulau-pulau dan sumber daya alam di laut tersebut. Militerisasi wilayah ini, yang melibatkan pembangunan pangkalan militer di terumbu karang, semakin meningkatkan ketegangan regional.
Aliansi pertahanan Malaysia dan Vietnam akan fokus pada peningkatan keamanan maritim, termasuk patroli bersama di perairan yang diperebutkan. Selain itu, kedua negara juga berencana untuk menggelar latihan militer bersama untuk meningkatkan kesiapsiagaan mereka dalam menghadapi potensi ancaman dari pihak luar. Kerjasama ini juga mencakup pertukaran informasi intelijen yang lebih intensif dan penguatan infrastruktur pertahanan di sekitar wilayah yang strategis ini.
Pembentukan aliansi pertahanan ini diperkirakan akan mempengaruhi dinamika geopolitik di kawasan Asia Tenggara. Reaksi internasional, terutama dari China, diperkirakan akan semakin tegang, mengingat sikap Beijing yang keras terhadap segala bentuk kerjasama yang dianggap mengancam klaim teritorialnya. Namun, Malaysia dan Vietnam berharap kerjasama ini dapat mendorong stabilitas di Laut China Selatan dan menjaga kebebasan navigasi di jalur perairan vital tersebut.