Bern – Keputusan Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) untuk mengakhiri kerja sama dengan Rusia diprediksi akan membawa dampak besar bagi dunia ilmu pengetahuan. Ratusan ilmuwan Rusia yang bekerja di laboratorium fisika partikel terkemuka dunia ini di Swiss harus bersiap meninggalkan pos mereka pada akhir tahun ini, menurut laporan jurnal Nature.
CERN, yang terkenal sebagai pusat penelitian fisika partikel terbesar di dunia, telah memutuskan untuk tidak memperpanjang perjanjian kolaborasinya dengan Rusia, yang akan berakhir pada 30 November 2023. Setelah itu, semua ilmuwan yang memiliki afiliasi dengan Rusia akan kehilangan akses ke fasilitas riset mereka di Swiss dan Prancis.
“Perjanjian dengan Rusia tidak akan diperpanjang,” ungkap laporan CERN, menegaskan bahwa para ilmuwan yang masih berhubungan dengan organisasi Rusia-sekitar 500 spesialis-tidak akan diizinkan bekerja di CERN setelah perjanjian ini berakhir.
CERN telah menjalin kerja sama dengan Rusia (dulu Uni Soviet) sejak tahun 1955, meskipun Rusia tidak pernah menjadi anggota penuh. Permohonan keanggotaan asosiasi Rusia pada 2012 juga akhirnya ditarik enam tahun kemudian. Selama bertahun-tahun, status pengamat Rusia di CERN memainkan peran penting dalam berbagai proyek ilmiah besar, termasuk pembangunan Large Hadron Collider (LHC)-akselerator partikel terbesar dan terkuat di dunia.
Dampak Keputusan CERN pada Ilmuwan dan Riset Global
Keputusan CERN untuk mengakhiri kerja sama ini diyakini akan memengaruhi komunitas ilmiah secara signifikan. Ilmuwan seperti Hannes Jung dari German Electron Synchrotron di Hamburg mengatakan bahwa kehilangan kontribusi Rusia dalam proyek-proyek CERN akan menciptakan “lubang besar” dalam riset ilmiah.
“Berpikir bahwa posisi yang ditinggalkan para ilmuwan Rusia dapat dengan mudah digantikan adalah ilusi,” ujar Jung, yang juga terlibat dalam kampanye menentang pembatasan kerja sama ilmiah internasional melalui Forum Science4Peace. Ia percaya keputusan ini akan memukul keras berbagai penelitian penting, terutama peningkatan intensitas Large Hadron Collider yang dijadwalkan pada 2029, yang sebagian besar didukung oleh kontribusi Rusia senilai 40 juta franc Swiss (sekitar 47 juta dolar AS).
Kontribusi Rusia sebelumnya sangat signifikan, terutama dalam eksperimen yang membuktikan keberadaan boson Higgs pada 2010, partikel yang memberikan massa pada partikel subatomik lainnya, seperti elektron dan quark. CERN sekarang menghadapi tantangan besar dalam menggantikan keahlian dan pendanaan dari Rusia untuk kelanjutan proyek-proyek besar mereka.
Kontroversi dan Tantangan di Tengah Tensi Global
Hubungan CERN dengan Rusia mulai retak setelah konflik militer Rusia di Ukraina pada 2022, yang menyebabkan CERN menangguhkan status pengamat Rusia. Meski demikian, CERN tetap mempertahankan hubungan dengan Joint Institute for Nuclear Research (JINR) yang berlokasi di dekat Moskow. Namun, keputusan untuk melanjutkan kerja sama dengan JINR juga memicu kritik dari Ukraina, anggota asosiasi CERN.
Dengan ratusan ilmuwan yang harus meninggalkan CERN dan implikasi jangka panjang terhadap proyek-proyek riset besar, dunia ilmu pengetahuan internasional harus bersiap menghadapi era baru. Tidak hanya dalam hal keilmuan, tetapi juga dalam mempertimbangkan peran politik dalam kerja sama antarnegara dalam ranah penelitian.