Pada tanggal 31 Oktober 2024, Perdana Menteri Jepang, Shigeru ishiba, menggelar sidang Dewan Keamanan Nasional untuk membahas meningkatnya ancaman dari peluncuran rudal oleh Korea Utara. Sidang ini diadakan sebagai respons terhadap serangkaian uji coba rudal yang dilakukan oleh Pyongyang yang telah mengganggu stabilitas kawasan dan meningkatkan kekhawatiran di kalangan negara-negara tetangga.
Dalam sidang tersebut, PM Kishida menekankan pentingnya keamanan regional dan kerjasama internasional dalam menanggapi tindakan provokatif Korea Utara. Beliau menyatakan bahwa setiap peluncuran rudal oleh Korut bukan hanya ancaman bagi Jepang, tetapi juga bagi seluruh kawasan Asia Timur. Hal ini menunjukkan perlunya langkah-langkah pencegahan yang lebih kuat dari komunitas internasional.
Salah satu topik utama yang dibahas dalam sidang adalah penegakan sanksi terhadap Korea Utara. PM Kishida mendesak anggota Dewan Keamanan PBB untuk memperkuat sanksi yang ada dan mendorong negara-negara lain untuk mengambil tindakan serupa. Langkah ini diharapkan dapat memberikan tekanan yang lebih besar kepada rezim Kim Jong-un untuk menghentikan program senjatanya.
Kishida juga menyoroti pentingnya kerjasama dengan sekutu, terutama Amerika Serikat dan Korea Selatan, dalam menghadapi ancaman ini. Dalam sidang tersebut, dibahas rencana latihan militer bersama dan pertukaran informasi intelijen untuk meningkatkan kesiapan menghadapi kemungkinan agresi dari Korut. Kerjasama ini dianggap vital untuk menjaga stabilitas di kawasan.
Meski menekankan perlunya tindakan tegas, Kishida juga menyampaikan harapan untuk membuka jalur dialog dengan Korea Utara. Dia percaya bahwa diplomasi tetap penting dalam mencari solusi jangka panjang terhadap krisis ini. Pendekatan yang seimbang antara kekuatan dan dialog dianggap perlu untuk mencapai tujuan keamanan yang diinginkan.
Dengan meningkatnya ketegangan di kawasan, sidang DK Nasional ini menjadi langkah penting bagi Jepang dalam merespons ancaman dari Korea Utara. Diharapkan, hasil dari pertemuan ini akan membawa kebijakan yang lebih efektif dan meningkatkan kerjasama internasional dalam menghadapi tantangan keamanan di Asia Timur.