KBRI Madrid Tegaskan Tidak Ada WNI yang Jadi Korban Banjir Bandang di Spanyol

Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri, Judha Nugraha, memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban jiwa dalam banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Spanyol.

Menurut Judha, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Madrid telah berkoordinasi secara intensif dengan otoritas setempat dan menjalin komunikasi dengan komunitas WNI di Valencia. Langkah ini dilakukan untuk memantau kondisi keselamatan para WNI yang berada di area terdampak.

“Hingga saat ini, kami belum menerima laporan adanya WNI yang menjadi korban jiwa dalam bencana banjir ini,” ujar Judha dalam keterangannya pada Sabtu (2/11). Ia juga menambahkan bahwa KBRI telah memberikan peringatan kepada seluruh WNI di Spanyol agar tetap waspada dan menghindari kawasan yang terdampak untuk mengantisipasi potensi bencana susulan.

Banjir bandang melanda Spanyol sejak Selasa (29/10) dan telah mengakibatkan setidaknya 205 korban jiwa hingga Jumat (1/11). Dari total korban meninggal, 202 orang berasal dari Valencia, sementara tiga korban lainnya ditemukan di wilayah Castilla-La Mancha dan Andalusia. Bencana ini berdampak besar di sejumlah daerah, termasuk Valencia, Catalonia, Castilla-La Mancha, dan Andalusia.

Para ahli mengaitkan intensitas banjir ini dengan dampak perubahan iklim yang diperburuk oleh aktivitas manusia. Banjir ini diklaim sebagai salah satu yang terburuk dalam sejarah Spanyol, memicu kepanikan di kalangan warga yang mengalami kesulitan besar.

Selain korban jiwa dan kerusakan, situasi krisis ini turut meningkatkan tindak kriminal. Beberapa warga yang mengalami kesulitan dilaporkan melakukan aksi penjarahan di toko perhiasan, makanan, dan bahkan mencuri mobil di tengah situasi genting.

Menanggapi situasi ini, Menteri Kebijakan Kewilayahan dan Demokrasi Spanyol, Angel Victor Torres, menegaskan bahwa pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap siapa pun yang terlibat dalam tindak kriminal selama bencana berlangsung.

Sebagai upaya penanggulangan, pemerintah Spanyol telah mengerahkan sekitar 1.200 personel militer untuk membantu proses evakuasi warga, mencari korban yang hilang, serta mendistribusikan logistik ke area pengungsian.

Membahayakan Pejalan Kaki, Madrid Akan Stop Penyewaan Skuter Listrik

Pejalan kaki adalah bagian penting dari infrastruktur kota yang sering kali diabaikan dalam perencanaan transportasi. Di banyak kota besar, termasuk Madrid, pejalan kaki sering kali menghadapi risiko tinggi akibat kendaraan bermotor dan alat transportasi alternatif seperti skuter listrik.

Dengan meningkatnya jumlah skuter listrik yang beroperasi di jalan-jalan, keselamatan pejalan kaki menjadi perhatian utama. Banyak laporan menunjukkan bahwa pejalan kaki lebih rentan terhadap kecelakaan ketika skuter listrik beroperasi di area yang sama, terutama di trotoar yang sempit.

Skuter listrik telah menjadi pilihan transportasi populer di banyak kota di seluruh dunia, termasuk Madrid. Dengan kemudahan akses dan kecepatan yang ditawarkan, skuter listrik menarik banyak pengguna, terutama di kalangan anak muda.

Namun, pertumbuhan pesat penggunaannya juga membawa masalah baru, seperti kecelakaan yang melibatkan pejalan kaki dan pengguna skuter itu sendiri. Penggunaan skuter listrik yang tidak teratur dan sering kali melanggar peraturan lalu lintas menjadi sorotan, menimbulkan kekhawatiran tentang keselamatan di jalan.

Madrid, sebagai ibu kota Spanyol, menghadapi tantangan besar dalam mengelola transportasi perkotaan.

Dengan populasi yang terus meningkat dan arus wisatawan yang tinggi, kota ini berusaha menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi semua penggunanya.

Pemerintah kota telah melakukan berbagai upaya untuk mengatur penggunaan skuter listrik, termasuk pembatasan area dan jam operasional. Namun, langkah-langkah ini tampaknya belum cukup untuk mengatasi masalah yang ada, sehingga perlu adanya tindakan lebih lanjut.

Dalam upaya untuk meningkatkan keselamatan pejalan kaki, Madrid baru-baru ini mengumumkan larangan penyewaan skuter listrik di beberapa area tertentu. Larangan ini bertujuan untuk mengurangi risiko kecelakaan dan menciptakan ruang yang lebih aman bagi pejalan kaki.

Dengan melarang penyewaan skuter di lokasi-lokasi yang padat, pemerintah berharap dapat mengurangi konflik antara pejalan kaki dan pengguna skuter listrik, serta meningkatkan kualitas hidup di kota.

Keputusan untuk menghentikan penyewaan skuter listrik di Madrid sudah mulai diterapkan dan diharapkan dapat memberikan dampak positif. Masyarakat menyambut baik langkah ini, meskipun ada beberapa protes dari pengguna skuter yang merasa terbatasi.

Pemerintah berkomitmen untuk terus memantau situasi dan melakukan evaluasi terhadap kebijakan yang ada. Dengan langkah ini, Madrid berharap dapat menciptakan lingkungan yang lebih aman dan nyaman bagi semua penghuninya, terutama bagi pejalan kaki yang merupakan bagian penting dari ekosistem perkotaan.