Gempuran Israel di Gaza Berlanjut, Korban Jiwa Capai 510 Orang

Serangan udara yang dilancarkan Israel terus menggempur wilayah Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 70 orang pada Kamis (20/3) waktu setempat. Sejak Tel Aviv kembali melancarkan serangan besar-besaran pada Selasa (18/3), jumlah korban jiwa dilaporkan telah mencapai 510 orang.

Menurut keterangan tenaga medis setempat, seperti dikutip dari Reuters dan Al Arabiya, Kamis (20/3/2025), serangan udara tersebut menyasar beberapa permukiman di bagian utara dan selatan Jalur Gaza. Hingga saat ini, pihak Israel belum memberikan tanggapan terkait serangan tersebut.

Pada Rabu (19/3), militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka kembali menggelar operasi darat di wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza. Langkah ini dilakukan setelah gencatan senjata yang berlangsung sejak 19 Januari lalu berakhir.

Serangan darat ini terjadi sehari setelah bombardir besar-besaran Israel pada Selasa (18/3), yang mengakibatkan lebih dari 400 korban jiwa. Serangan tersebut disebut-sebut sebagai yang paling mematikan sejak konflik dimulai pada Oktober 2023.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Khalil Al-Deqran, menyatakan kepada Reuters bahwa serangan Israel yang berlanjut hingga Kamis (20/3) telah menyebabkan sedikitnya 510 warga Palestina tewas dalam tiga hari terakhir. Ia juga mengungkapkan bahwa lebih dari separuh korban merupakan perempuan dan anak-anak.

Militer Israel sebelumnya menyatakan bahwa operasi darat dilakukan guna memperluas kendali atas Koridor Netzarim, yang membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian. Mereka menyebut langkah ini sebagai upaya strategis untuk menciptakan zona penyangga di antara wilayah utara dan selatan Gaza.

Serangan Udara Israel di Gaza, 4 Tewas dan 6 Terluka

Pasukan militer Israel kembali melancarkan serangan udara ke Jalur Gaza pada Minggu (2/3) waktu setempat, tepat saat tahap awal gencatan senjata hampir berakhir. Berdasarkan laporan otoritas kesehatan Gaza, setidaknya empat orang meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka akibat serangan tersebut.

Menurut pernyataan dari Kementerian Kesehatan Gaza, seperti dikutip dari AFP dan Al Arabiya pada Senin (3/3/2025), para korban telah dilarikan ke rumah sakit di wilayah Gaza setelah serangan yang terjadi di beberapa lokasi berbeda.

“Sejak pagi hari ini (2/3), tercatat empat orang tewas dan enam lainnya terluka,” demikian pernyataan resmi dari Kementerian Kesehatan Gaza.

Sementara itu, dalam pernyataan terpisah, militer Israel mengungkapkan bahwa mereka telah menargetkan sekelompok tersangka yang diduga sedang menanam alat peledak di wilayah utara Jalur Gaza.

“Pada pagi hari ini (2/3), sejumlah individu teridentifikasi sedang beraktivitas di dekat pasukan IDF di Gaza utara dan terlihat menanam bahan peledak di area tersebut,” bunyi pernyataan dari militer Israel.

Militer Israel juga menambahkan bahwa serangan udara dilakukan untuk menghilangkan potensi ancaman tersebut. Namun, mereka tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai kemungkinan korban jiwa akibat serangan itu.

Serangan ini terjadi di tengah masa transisi gencatan senjata yang dimulai sejak 19 Januari lalu. Gencatan senjata itu memungkinkan pertukaran 33 sandera Israel dan lima sandera asal Thailand yang dibebaskan oleh Hamas, dengan sekitar 2.000 tahanan Palestina yang dilepaskan oleh pemerintah Israel.

Menjelang berakhirnya tahap pertama gencatan senjata, seharusnya ada pembicaraan untuk membahas tahapan berikutnya. Negosiasi ini diharapkan dapat membuka jalan menuju kesepakatan gencatan senjata permanen, sekaligus mengakhiri konflik yang telah berlangsung sejak Oktober 2023.

Perundingan terkait kelanjutan gencatan senjata saat ini sedang berlangsung di Kairo. Sumber dari Mesir mengungkapkan bahwa delegasi Israel berusaha memperpanjang durasi tahap pertama yang telah berjalan selama 42 hari, sementara Hamas menuntut agar segera beralih ke tahap kedua.

Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menegaskan bahwa pihaknya menolak usulan Israel untuk memperpanjang tahap awal gencatan senjata di Gaza.