Tensi Meningkat di Yerusalem: Kunjungan Ben-Gvir ke Al-Aqsa Dikecam Negara-negara Timur Tengah

https://phongkhamdakhoabaoviet.com

Pemerintah dari berbagai negara Timur Tengah pada Rabu (2/4) mengecam keras kunjungan Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, ke kompleks Masjid Al-Aqsa di Yerusalem. Kunjungan ini dipandang sebagai langkah yang memperburuk ketegangan di kawasan yang sudah lama terlibat dalam konflik bersejarah. Kementerian Luar Negeri Yordania menganggap tindakan ini sebagai eskalasi berbahaya, yang melanggar status quo bersejarah atas situs tersebut, yang dikelola oleh otoritas keagamaan Yordania melalui perjanjian internasional yang telah berlaku sejak lama. Yordania menuduh Israel berusaha membagi kompleks tersebut secara temporal dan spasial, yang dikenal sebagai Bukit Bait Suci bagi umat Yahudi. Mereka menegaskan bahwa Israel tidak memiliki kedaulatan atas situs tersebut dan menyerukan komunitas internasional untuk bertindak mencegah provokasi lebih lanjut.

Kemenlu Mesir juga mengecam kunjungan itu, menyebutnya sebagai pelanggaran hukum internasional yang dapat merusak stabilitas kawasan. Mereka memperingatkan potensi kemarahan yang meluas akibat tindakan tersebut. Sementara itu, Kemenlu Turki menggambarkan kunjungan Ben-Gvir sebagai langkah yang berbahaya dan dapat memperburuk ketegangan di Timur Tengah. Bahkan, kelompok militan Palestina, Hamas, turut mengutuk kunjungan ini dan menyerukan perlawanan untuk mempertahankan Al-Aqsa. Arab Saudi juga mengecam keras kunjungan tersebut sebagai pelanggaran terhadap kesucian Masjid Al-Aqsa dan mengutuk serangan Israel terhadap organisasi bantuan dan klinik PBB di Gaza.

Ben-Gvir, yang merupakan politisi ultranasionalis Israel, mengunjungi kompleks Al-Aqsa dengan pengawalan ketat dari polisi Israel. Ini menjadi kunjungan keenamnya sejak bergabung dengan pemerintahan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada 2022. Masjid Al-Aqsa adalah situs yang sangat sakral bagi umat Islam dan juga dihormati oleh umat Yahudi. Meski jamaah non-Muslim diizinkan mengunjungi situs tersebut, mereka tidak diperkenankan untuk beribadah di sana. Ketegangan di kompleks ini kembali meningkat, terutama setelah beberapa insiden kekerasan dan laporan terkait niat umat Yahudi untuk mengorbankan kambing di situs tersebut, sebuah tindakan yang dilarang oleh hukum Israel. Konflik ini semakin diperburuk dengan status kontroversial Yerusalem yang dianeksasi Israel pada 1967, yang tidak diakui oleh sebagian besar negara internasional.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *