Ledakan Guncang Konsulat Rusia di Prancis, Moskow Duga Aksi Teror

Sebuah ledakan terjadi di area Konsulat Jenderal Rusia yang berlokasi di Marseille, kota pelabuhan di Prancis bagian selatan. Pemerintah Moskow mendesak otoritas Paris untuk melakukan investigasi menyeluruh terhadap insiden tersebut, yang mereka duga memiliki indikasi sebagai aksi terorisme.

Menurut laporan dari media lokal Prancis yang dikutip oleh Reuters pada Senin (24/2/2025), suara ledakan terdengar di sekitar Konsulat Rusia, dan tim pemadam kebakaran segera dikerahkan ke lokasi kejadian.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, dalam pernyataannya menegaskan bahwa “ledakan yang terjadi di area Konsulat Jenderal Rusia di Marseille menunjukkan karakteristik serangan teroris.”

Moskow juga menuntut langkah cepat dari pemerintah Prancis untuk melakukan penyelidikan menyeluruh serta meningkatkan keamanan bagi kantor-kantor diplomatik Rusia di negara tersebut.

Sementara itu, seorang sumber keamanan Prancis yang dikutip oleh Reuters mengungkapkan bahwa ada dua proyektil yang dilemparkan ke dinding perimeter Konsulat Rusia di Marseille pada Senin (24/2) waktu setempat.

Salah satu proyektil tersebut dilaporkan meledak, namun belum bisa dipastikan apakah ledakan itu berhasil merusak struktur dinding Konsulat Rusia.

Menurut laporan dari BFM TV, proyektil yang digunakan dalam serangan ini diduga merupakan bom molotov yang mendarat di area taman dalam kompleks Konsulat Rusia di Marseille.

Investigasi Mengarah Pada Tembakan Rusia Sebagai Penyebab Jatuhnya Pesawat Azerbaijan Airlines

Pada tanggal 25 Desember 2024, pesawat Azerbaijan Airlines jatuh di dekat kota Aktau, Kazakhstan, menewaskan 38 penumpang dan melukai puluhan lainnya. Insiden ini memicu spekulasi bahwa pesawat tersebut mungkin telah ditembak jatuh oleh sistem pertahanan udara Rusia. Penyelidikan awal menunjukkan indikasi kuat bahwa tembakan dari Rusia berperan dalam kecelakaan ini.

Pesawat yang terbang dari Baku menuju Grozny itu mengalami masalah saat mencoba melakukan pendaratan darurat di Aktau. Menurut laporan, pesawat menyimpang ratusan mil dari jalur penerbangan yang seharusnya dan jatuh di sepanjang pantai Laut Kaspia. Pihak berwenang Kazakhstan melaporkan bahwa 38 orang tewas, sementara 29 lainnya selamat dengan berbagai tingkat luka-luka. Kejadian ini menambah daftar panjang insiden penerbangan yang melibatkan konflik geopolitik di kawasan tersebut.

Sumber-sumber pemerintah Azerbaijan mengonfirmasi bahwa pesawat tersebut kemungkinan terkena tembakan dari sistem pertahanan udara Rusia. Menurut laporan, rudal yang ditembakkan saat aktivitas drone di atas Grozny menyebabkan kerusakan pada pesawat, mengakibatkan ledakan di udara. Meskipun Rusia membantah tuduhan tersebut dan menyebutkan bahwa penyebabnya adalah tabrakan dengan burung, banyak pihak tetap skeptis terhadap penjelasan itu.

Kremlin meminta agar publik tidak berspekulasi sebelum hasil penyelidikan resmi dirilis. Namun, pernyataan ini tidak menghentikan spekulasi mengenai keterlibatan Rusia dalam insiden tersebut. Para ahli penerbangan dan analis keamanan telah mulai menilai kemungkinan bahwa pesawat tersebut menjadi korban dari situasi yang lebih besar terkait konflik regional dan ketegangan antara Azerbaijan dan Rusia.

Kejadian ini tidak hanya berdampak pada keluarga korban tetapi juga menambah ketegangan antara Azerbaijan dan Rusia. Azerbaijan mengumumkan hari berkabung nasional untuk menghormati para korban. Pemerintah Azerbaijan berharap agar Rusia mengakui tanggung jawab atas insiden ini, yang dapat memengaruhi hubungan diplomatik antara kedua negara ke depan.

Dengan investigasi yang sedang berlangsung, dunia internasional memantau perkembangan kasus ini dengan cermat, menunggu hasil resmi untuk memahami sepenuhnya apa yang terjadi pada hari tragis tersebut.