Turki Siap Dukung Pembangunan IKN, Kata Erdogan Setelah Bertemu Prabowo

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan bahwa negaranya siap untuk berkontribusi dalam pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) yang terletak di Kalimantan Timur. Erdogan mengungkapkan bahwa proyek besar tersebut akan melibatkan perusahaan konstruksi terkemuka dari Turki yang akan memberikan dukungan dalam pengembangan infrastruktur di IKN.

Erdogan menyampaikan komitmennya dalam sebuah pernyataan bersama dengan Presiden Indonesia Prabowo Subianto di Istana Bogor, pada Rabu (12/2/2025). “Kami siap untuk berpartisipasi dalam proyek pembangunan IKN dan akan melibatkan perusahaan konstruksi kelas dunia kami,” ujar Erdogan dengan penuh keyakinan.

Lebih lanjut, Erdogan juga menyoroti pentingnya mempererat hubungan Indonesia dengan Turki dalam sektor pariwisata. Salah satu aspek yang mendapat perhatian khusus adalah peningkatan lalu lintas penerbangan antara kedua negara. Erdogan mencatat bahwa pada 2024, jumlah wisatawan yang berkunjung dari Indonesia ke Turki mencapai 203 ribu orang, sementara 50 ribu turis asal Turki mengunjungi Indonesia.

Meskipun angka tersebut sudah menunjukkan pencapaian yang menggembirakan, Erdogan menegaskan bahwa potensi kedua negara dalam sektor pariwisata masih jauh dari batas maksimalnya. Ia berharap bahwa hubungan yang semakin erat antara Indonesia dan Turki dapat meningkatkan jumlah wisatawan yang saling berkunjung.

“Meskipun angka tersebut sudah cukup baik, saya yakin masih banyak potensi yang bisa digali bersama. Kami berharap sektor pariwisata antara kedua negara akan terus berkembang pesat di masa depan,” tambah Erdogan.

Dukungan Turki terhadap pembangunan IKN menjadi bagian dari upaya yang lebih besar untuk memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Turki, tidak hanya di bidang infrastruktur tetapi juga di sektor-sektor lain seperti perdagangan dan pariwisata. Dengan melibatkan perusahaan-perusahaan besar Turki dalam proyek IKN, Indonesia diharapkan bisa mendapatkan pengalaman dan teknologi terbaik dalam membangun ibu kota baru yang berkelanjutan dan modern.

Kerja sama ini diharapkan tidak hanya meningkatkan kualitas infrastruktur di IKN, tetapi juga membuka peluang bagi kedua negara untuk mempererat hubungan ekonomi dan budaya mereka di masa depan.

Peluang Baru untuk Perbincangan: China Harap Dalai Lama Kembali ke Tanah Air

Pemerintah China baru-baru ini mengungkapkan harapannya agar Dalai Lama “kembali ke jalan yang benar” dan membuka peluang untuk dialog terkait masa depannya, namun dengan syarat-syarat yang tegas. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Guo Jiakun, mengungkapkan hal ini dalam konferensi pers pada Senin (10/2/2025). Meski demikian, harapan China ini mendapat penolakan keras dari parlemen Tibet yang kini berada di pengasingan di India.

Dalai Lama, yang akan merayakan usia 90 tahun pada Juli 2025, telah menghabiskan lebih dari enam dekade di pengasingan setelah melarikan diri dari Tibet pada 1959 akibat pemberontakan yang gagal melawan pemerintahan China. Meskipun hidup di luar Tibet, Dalai Lama sering menyatakan keinginannya untuk kembali ke tanah kelahirannya sebelum wafat, namun dengan berbagai syarat yang membebani.

Pernyataan China muncul setelah wafatnya Gyalo Thondup, kakak tertua Dalai Lama, yang meninggal pada usia 97 tahun di Kalimpong, India. Thondup sebelumnya pernah menjadi perantara dalam upaya perundingan antara Dalai Lama dan pihak China. Dalam penjelasan resmi, Guo menyampaikan bahwa China bersedia membuka pembicaraan mengenai masa depan Dalai Lama, dengan catatan bahwa ia harus mengakui bahwa Tibet dan Taiwan adalah bagian tak terpisahkan dari China serta mengakui Republik Rakyat China sebagai satu-satunya pemerintah sah.

Namun, tuntutan ini langsung mendapat penolakan keras dari Wakil Ketua Parlemen Tibet di pengasingan, Dolma Tsering Teykhang. Menurut Teykhang, syarat yang diajukan China adalah bentuk distorsi sejarah dan tidak mungkin Dalai Lama akan setuju dengan permintaan tersebut. Ia menegaskan bahwa segala bentuk tekanan untuk memutarbalikkan fakta sejarah akan menghalangi tercapainya solusi damai yang sejati.

Isu suksesi Dalai Lama semakin menjadi perhatian seiring bertambahnya usia sang pemimpin spiritual. Meskipun Dalai Lama telah mengundurkan diri dari jabatan politik dalam pemerintahan Tibet di pengasingan pada 2011, perdebatan mengenai penerusnya tetap berkembang. China berkeras bahwa mereka memiliki hak untuk menentukan penerus Dalai Lama, sementara Dalai Lama sendiri mengungkapkan bahwa keputusan mengenai reinkarnasi dan suksesi akan mengikuti tradisi Buddhisme Tibet.

Dalai Lama bahkan mengatakan dalam wawancara pada Desember lalu bahwa ia mungkin akan hidup hingga usia 110 tahun. Pada saat yang sama, ia berencana mengumumkan keputusan terkait reinkarnasi pada ulang tahunnya yang ke-90 mendatang. Di sisi lain, Teykhang tetap optimistis bahwa Dalai Lama bisa kembali ke Tibet dengan dukungan dari rakyat China sendiri, meskipun tantangan politik tetap besar.

Pertikaian ini menunjukkan betapa rumitnya hubungan antara Tibet dan China, serta bagaimana masa depan Dalai Lama dan suksesi kepemimpinannya menjadi isu sensitif yang akan terus mengemuka.

Trump Frustrasi dengan Gencatan Senjata Israel-Hamas setelah Melihat Kondisi Sandera

Donald Trump merasa frustrasi dengan kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas setelah menyaksikan rekaman kondisi fisik sandera Israel yang sangat kekurangan gizi pasca-pembebasan mereka. Ia membandingkan kondisi mereka dengan para penyintas Holocaust, menyiratkan bahwa Amerika Serikat bisa segera kehilangan kesabaran dengan perjanjian ini.

Trump mengacu pada tiga sandera Israel—Ohad Ben Ami, Eli Sharabi, dan Or Levy—yang dibebaskan pada 8 Februari 2025, sebagai bagian dari kesepakatan gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Ia mengungkapkan kekhawatirannya atas kondisi mereka yang tampak sangat lemah dan kurus, bahkan lebih buruk daripada sandera lain yang telah dibebaskan sebelumnya.

Presiden AS tersebut juga menegaskan kembali komitmennya untuk memastikan kontrol AS atas Gaza, dengan menekankan bahwa wilayah tersebut harus dipulihkan dan dikendalikan dengan tujuan agar Hamas mundur.

Trump Mengklaim Putin Ingin Perang Rusia-Ukraina Berakhir Tanpa Korban

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, baru-baru ini mengungkapkan bahwa ia telah melakukan pembicaraan dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, melalui telepon untuk membahas kemungkinan menghentikan perang yang telah berlangsung di Ukraina. Dalam wawancara eksklusif yang diterbitkan oleh New York Post pada Jumat, 7 Februari 2025, Trump berbicara tentang isi percakapan mereka dan menyampaikan kekhawatirannya mengenai tingginya jumlah korban jiwa yang terus berjatuhan akibat konflik tersebut.

Trump mengungkapkan, meskipun ia memilih untuk tidak merinci berapa kali keduanya berbicara, ia meyakini bahwa Putin “peduli” dengan hilangnya nyawa di medan perang. “Ia ingin melihat orang-orang berhenti sekarat,” kata Trump, merujuk pada penderitaan yang dialami oleh rakyat Ukraina. Menurut Trump, ribuan orang yang tewas—termasuk remaja dan orang muda—terasa sangat tragis dan tidak bisa diterima. Ia menggambarkan mereka sebagai “anak-anak,” yang berarti kehilangan nyawa mereka tidak pernah memiliki alasan yang jelas dan membebani hati banyak pihak.

Mantan presiden AS ini juga menegaskan bahwa jika ia masih memimpin Amerika Serikat pada tahun 2022, perang ini tidak akan pernah terjadi. Trump mengungkapkan bahwa ia memiliki hubungan baik dengan Putin dan menyalahkan Presiden Joe Biden atas kegagalan untuk menyelesaikan masalah ini, menyebutnya sebagai “memalukan bagi bangsa kita.”

Trump melanjutkan dengan menyatakan bahwa ia memiliki rencana konkret untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Ia berharap agar konflik ini segera berakhir, mengingat setiap hari ada nyawa yang melayang, terutama di Ukraina yang kini dilanda kehancuran besar. “Perang ini sangat buruk, saya ingin mengakhiri hal terkutuk ini,” tambahnya.

Selain itu, Trump mengungkapkan bahwa ia berencana untuk melakukan negosiasi dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky, pada Konferensi Keamanan Munich yang akan berlangsung minggu depan. Dalam pertemuan tersebut, Trump berharap dapat mencapai kesepakatan senilai $500 juta dengan Ukraina, yang melibatkan akses ke mineral dan gas tanah jarang yang ada di negara itu, sebagai bagian dari jaminan keamanan dalam potensi penyelesaian perdamaian yang akan datang.

Pernyataan Trump ini mencerminkan upaya berkelanjutan dari pihaknya untuk mencari solusi atas perang yang telah menciptakan penderitaan besar bagi Ukraina dan dunia internasional. Namun, masih ada ketidakpastian mengenai apakah Putin benar-benar bersedia untuk mengakhiri konflik ini atau lebih memilih untuk melanjutkan ambisi militernya. Sebagai salah satu tokoh yang paling berpengaruh dalam politik dunia, langkah Trump menuju perundingan damai ini akan memengaruhi dinamika geopolitik global dalam waktu dekat.

Penolakan Keras Warga Gaza Terhadap Relokasi Trump: Menghindari Trauma Nakba 1948

Warga Palestina di Jalur Gaza menegaskan bahwa mereka tidak akan pernah meninggalkan tanah kelahiran mereka, meskipun Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan relokasi ke negara lain. Dalam konferensi pers di Gedung Putih pada Selasa (6/2/2025), Trump, yang didampingi oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, mengusulkan bahwa Amerika Serikat dapat mengambil alih kendali jangka panjang atas Gaza serta mengusulkan pemindahan warga Palestina ke Yordania atau Mesir.

Namun, bagi warga Gaza, opsi meninggalkan tanah mereka bukanlah pilihan. “Kami hanya memiliki dua pilihan: hidup atau mati di sini,” ujar Ahmed Halasa (41), warga Kota Gaza, sambil berdiri di antara reruntuhan bangunan akibat perang. Sejak akhir Januari, ratusan ribu warga yang sebelumnya mengungsi telah kembali ke wilayah Gaza utara yang hancur, meskipun infrastruktur di sana telah luluh lantak dan pasokan kebutuhan dasar sangat terbatas.

“Kami kembali meskipun segalanya telah hancur. Tidak ada air, listrik, atau kebutuhan pokok lainnya,” kata Ahmed Al Minawi (24), yang kembali ke Kota Gaza bersama keluarganya. “Tapi satu hal yang pasti, kami menolak untuk diusir dari tanah kami.”

Banyak warga yang mendapati rumah mereka telah rata dengan tanah, namun mereka tetap bertahan dengan membangun tenda seadanya di antara puing-puing. Badri Akram (36) menegaskan bahwa usulan relokasi dari Trump tidak akan mengubah keputusan mereka. “Lihatlah rumah saya, sudah hancur. Tapi saya tetap memilih tidur di atas puing-puing ini daripada meninggalkan tanah saya,” tegasnya.

Trump juga sempat mengusulkan rencana pembangunan kembali Gaza menjadi “Riviera di Timur Tengah”. Namun bagi warga Palestina, yang lebih mereka khawatirkan adalah ancaman pengusiran paksa. Banyak yang membandingkan wacana ini dengan peristiwa “Nakba” atau “malapetaka” pada 1948, ketika ratusan ribu warga Palestina dipaksa meninggalkan tanah mereka setelah berdirinya Israel. “Kami sudah berjuang melawan pengusiran sejak 1948. Kami tidak akan pernah pergi,” ujar Minawi.

Badan Pangan Dunia PBB (WFP) mencatat bahwa dalam beberapa hari terakhir, sekitar 500.000 warga telah kembali ke Gaza utara. Pada Rabu (5/2/2025), suasana di Kota Gaza mulai menunjukkan tanda-tanda kehidupan, dengan pedagang kembali berjualan, kendaraan melintas, serta warga yang berjalan di antara puing-puing bangunan.

Penolakan terhadap gagasan relokasi juga datang dari warga Palestina di Tepi Barat yang masih berada di bawah pendudukan Israel. “Kami tidak akan meninggalkan tanah ini, bahkan jika mereka membawa semua tank di dunia,” tegas Umm Muhammad Al Baytar, warga Ramallah. “Serangan udara sekalipun tidak akan mampu mengusir kami dari tanah kami,” tambahnya.

Bagi warga Palestina, bertahan di tanah kelahiran mereka adalah bentuk perlawanan terhadap segala bentuk penindasan. Meski dihantui ketidakpastian, mereka tetap berpegang teguh pada hak mereka untuk tinggal dan berjuang di tanah yang telah mereka huni selama berabad-abad.

Menteri Australia Mengundurkan Diri Usai Kasus Sopir Dinas untuk Acara Pribadi

Jo Haylen, Menteri Perhubungan New South Wales (NSW), Australia, mengumumkan pengunduran dirinya pada Selasa (4/2) setelah terungkap bahwa ia telah memanfaatkan sopir dinas untuk keperluan pribadi. Keputusan tersebut diambil setelah adanya pengungkapan bahwa Haylen menggunakan kendaraan dinas untuk perjalanan pribadi yang melibatkan keluarganya.

Haylen secara terbuka meminta maaf atas kejadian tersebut dan menegaskan bahwa meskipun tidak ada pelanggaran yang dilakukan menurut Buku Pegangan Kantor Menteri, ia merasa kecewa karena tindakannya menyalahi ekspektasi publik. “Saya tidak melanggar aturan yang ada, namun saya sadar bahwa saya telah membuat kesalahan dalam pengambilan keputusan,” kata Haylen dalam pernyataan resmi yang dikutip oleh ABC Australia.

Kejadian ini bermula pada 2024 ketika Haylen menggunakan sopir dinas untuk perjalanan pribadi ke Hunter Valley bersama suaminya. Ia kemudian menjelaskan bahwa pada 25 Januari, bertepatan dengan Hari Australia, ia merencanakan perjalanan kedua ke kebun anggur, namun saat itu ia tengah dalam tugas pekerjaan. Meskipun demikian, Haylen mengakui bahwa penggunaan sopir dinas untuk keperluan pribadi adalah keputusan yang salah, yang kini berdampak pada citra pemerintah.

Selain itu, Haylen juga ditemukan menggunakan sopir dinas untuk mengantar anak-anaknya dari Lake Macquarie ke Sydney untuk acara olahraga. Ia beralasan perjalanan tersebut dilakukan untuk mengantar anak-anaknya ke tempat kerja, dan tidak hanya itu, anak-anak Haylen juga turut serta dalam perjalanan ke Blue Mountains untuk makan siang. Dalam penjelasannya, Haylen menyebut bahwa kunjungan tersebut juga terkait dengan pekerjaan, meski publik menilai hal ini sebagai pemanfaatan fasilitas pemerintah untuk urusan pribadi.

Kepala Menteri NSW, Chris Minns, mengonfirmasi bahwa ia telah menerima surat pengunduran diri Haylen dan mengungkapkan bahwa Haylen telah membayar harga yang mahal atas kesalahan pengambilan keputusan tersebut. “Saya menghargai pengakuan atas kesalahannya dan langkah yang diambil untuk memperbaiki situasi,” ujar Minns.

Sebagai tanggapan atas insiden ini, Minns juga menyatakan telah memperbarui kebijakan penggunaan kendaraan dinas dengan melarang penggunaan sopir untuk keperluan pribadi. “Masyarakat memiliki harapan yang tinggi terhadap pengelolaan uang pajak rakyat, dan untuk memperbaiki situasi ini, saya sudah mengambil langkah-langkah yang diperlukan,” jelasnya.

Keputusan ini mencerminkan komitmen pemerintah NSW untuk meningkatkan transparansi dan memastikan bahwa fasilitas pemerintah digunakan dengan tepat sesuai dengan kebijakan yang ada.

Iran: Israel Gagal di Medan Perang, Terpaksa Berunding dengan Hamas

Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, menegaskan bahwa Israel tidak berhasil mencapai satu pun dari tujuan militernya selama agresi di Jalur Gaza yang telah berlangsung selama 16 bulan. Ia juga menyoroti bagaimana rezim Zionis akhirnya terpaksa berunding dengan kelompok pejuang Palestina, Hamas.

Pernyataan ini disampaikan Araghchi dalam konferensi bertajuk “Badai Al-Aqsa dan Gaza: Realitas dan Narasi” yang digelar di Teheran pada Selasa (4/2). Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya narasi dalam kebijakan luar negeri, khususnya dalam konflik Palestina-Israel.

Peran Diplomasi, Media, dan Operasi Lapangan

Araghchi menjelaskan bahwa diplomasi dan operasi lapangan merupakan dua aspek yang tidak bisa dipisahkan dan harus berjalan secara terpadu. Ia juga menegaskan bahwa media memiliki pengaruh besar dalam membentuk persepsi publik terhadap konflik yang terjadi.

“Kita bisa saja menang dalam diplomasi maupun pertempuran di lapangan, tetapi jika kita gagal dalam perang media, maka kemenangan itu bisa berubah menjadi kekalahan. Begitu juga sebaliknya,” ujarnya, dikutip dari kantor berita IRNA.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa selama bertugas di Kementerian Luar Negeri Iran, pihaknya selalu mengoordinasikan strategi diplomasi dan operasi lapangan dengan baik.

“Diplomasi kami adalah bagian dari pertempuran di lapangan, begitu pula sebaliknya. Media juga menjadi bagian penting dalam perjuangan ini,” tambahnya.

Perlawanan Palestina dan Kegagalan Israel di Gaza

Araghchi menyoroti Operasi Badai Al-Aqsa yang dilakukan oleh kelompok perlawanan Palestina, yang menurutnya menjadi bukti bahwa Israel tidak mampu mencapai tujuannya di Gaza. Ia menegaskan bahwa perlawanan di Palestina bukan sekadar perjuangan militer, tetapi sebuah gerakan ideologis yang tidak dapat dihancurkan hanya dengan serangan udara atau kekerasan.

“Perlawanan adalah sebuah cita-cita dan sekolah pemikiran yang tidak bisa diberantas hanya dengan bom atau senjata,” katanya. “Senjata utama perlawanan bukanlah persenjataan konvensional, melainkan semangat pengorbanan para pejuangnya.”

Israel Dipaksa Berunding dengan Hamas

Araghchi juga menyoroti bahwa setelah 16 bulan melakukan serangan terhadap Gaza, Israel di bawah kepemimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akhirnya harus bernegosiasi dengan Hamas.

Selain itu, ia juga menyinggung tekanan yang dihadapi oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) dalam menyelidiki dugaan kejahatan perang yang dilakukan oleh Israel. Araghchi menekankan bahwa upaya diplomasi terus dilakukan agar dunia internasional mengakui pelanggaran hukum yang terjadi di Gaza.

Konflik di Jalur Gaza masih berlangsung dan terus menjadi sorotan dunia, dengan berbagai pihak menyerukan gencatan senjata dan solusi damai.

Beli Rudal BrahMos, Indonesia Tidak Salah – Begini Penjelasannya

Dalam langkah yang semakin mempererat kerja sama pertahanan di kawasan Asia Tenggara, Indonesia dan India kini berada pada tahap akhir negosiasi terkait kesepakatan penjualan rudal jelajah supersonik BrahMos senilai USD450 juta. Jika kesepakatan ini terwujud, Indonesia akan menjadi negara ASEAN kedua, setelah Filipina, yang memperoleh sistem rudal canggih tersebut. Penjualan ini menunjukkan kedekatan hubungan militer antara kedua negara yang semakin solid, terutama dalam menghadapi tantangan keamanan di kawasan Asia-Pasifik.

Pertemuan Penting di New Delhi

Baru-baru ini, dalam kunjungan Presiden Indonesia Prabowo Subianto ke New Delhi, yang juga menjadi tamu kehormatan pada perayaan Hari Republik India, pembahasan mengenai kesepakatan ini semakin intens. Dalam kesempatan tersebut, Prabowo bertemu dengan CEO BrahMos Aerospace, Jaiteerth Joshi, di hadapan Perdana Menteri India Narendra Modi. Tidak hanya itu, delegasi tinggi Indonesia yang dipimpin oleh Kepala Angkatan Laut Indonesia, Laksamana Muhammad Ali, juga mengunjungi fasilitas produksi BrahMos untuk membahas lebih lanjut pengembangan dan distribusi rudal ini.

Rudal BrahMos: Teknologi Terdepan untuk Menghadapi Ancaman

Rudal BrahMos, yang dikembangkan bersama oleh India dan Rusia, memiliki reputasi sebagai salah satu sistem rudal tercepat di dunia. Rudal ini mampu terbang dengan kecepatan supersonik dan memiliki jangkauan yang signifikan, menjadikannya salah satu senjata andalan dalam meningkatkan daya tangkal negara-negara pengguna. Bagi Indonesia, pengadaan rudal ini adalah bagian dari strategi yang lebih besar untuk memperkuat kemampuan Angkatan Laut dan memodernisasi kekuatan militernya di tengah ketegangan yang meningkat di kawasan Laut China Selatan.

China, yang terus memperluas pengaruh dan klaim teritorialnya di Laut China Selatan, menjadi salah satu faktor pendorong Indonesia untuk meningkatkan kemampuannya dalam mempertahankan wilayahnya, khususnya Kepulauan Natuna yang juga diklaim oleh Beijing.

Strategi India dalam Meningkatkan Kekuatan di Asia Tenggara

Pengadaan rudal BrahMos oleh Indonesia juga dilihat sebagai bagian dari upaya India untuk menyeimbangkan kekuatan di kawasan Asia Tenggara, yang kini tengah menghadapi tantangan dari tindakan koersif dan peningkatan militer oleh China. Menurut Srikanth Kondapalli, profesor studi China di Universitas Jawaharlal Nehru, meskipun penjualan ini berpotensi memicu reaksi dari China, India tidak perlu khawatir. Kondapalli menekankan bahwa China juga telah mengekspor berbagai senjata canggih, termasuk rudal nuklir dan kapal selam, ke negara-negara seperti Pakistan dan Myanmar, yang bahkan telah memicu ketegangan di kawasan.

Peran Strategis Indonesia dalam Menanggapi Ancaman China

Indonesia, yang telah berulang kali menghadapi provokasi dari China terkait dengan klaim atas Kepulauan Natuna, kini mencari cara untuk memperkuat kemampuannya dalam mengelola ancaman tersebut. Alka Acharya, seorang ahli di bidang studi China, menilai bahwa penjualan rudal BrahMos ke Indonesia bukanlah langkah yang baru, tetapi menjadi bagian dari langkah jangka panjang untuk memastikan stabilitas kawasan. Penjualan ini juga tidak bertujuan untuk menantang China, melainkan untuk memberikan Indonesia alat pertahanan yang sah.

Prospek Kerja Sama Lebih Lanjut

Seiring dengan negosiasi yang berlangsung, delegasi pertahanan Indonesia diperkirakan akan segera mengunjungi India untuk melanjutkan pembicaraan lebih lanjut terkait kerja sama pertahanan. Anil Wadhwa, mantan diplomat India, menjelaskan bahwa langkah Indonesia untuk mendiversifikasi kemitraan pertahanannya tidak dimaksudkan untuk memprovokasi China, melainkan sebagai langkah preventif untuk menghadapi potensi agresi di Laut China Selatan.

Dengan adanya pengadaan rudal BrahMos, Indonesia dan India semakin menunjukkan bahwa mereka siap bekerja sama untuk menjaga stabilitas kawasan dan menghadapi tantangan yang datang, terutama terkait dengan kekuatan besar yang sedang bangkit di Asia Timur.

Lokasi Final Liga Europa 2024/2025: Di Mana Pertandingan Puncak Digelar?

Kompetisi Liga Europa 2024/2025 kini memasuki tahap yang menentukan, setelah fase liga yang penuh ketegangan dan kejutan. Dengan penerapan format baru, persaingan antar tim semakin sengit, dan para penggemar tak sabar menantikan lanjutan turnamen serta lokasi final yang akan digelar.

Perubahan Format Liga Europa 2024/2025
Pada musim ini, UEFA membuat perubahan signifikan dengan menghapus sistem grup dan menggantinya dengan fase liga tunggal yang diikuti oleh 36 klub. Setiap tim akan memainkan delapan pertandingan, terdiri dari empat laga kandang dan empat laga tandang melawan lawan yang berbeda.

Setelah fase liga selesai, delapan tim dengan poin tertinggi akan langsung lolos ke babak 16 besar. Sementara itu, tim yang berada di posisi 9 hingga 24 akan bertarung di babak play-off untuk memperebutkan sisa empat tiket menuju fase gugur utama. Adapun tim yang finis di posisi 25 hingga 36 akan mengakhiri perjuangan mereka lebih awal.

Tujuan perubahan format ini adalah untuk menambah jumlah pertandingan, memperkenalkan lebih banyak variasi lawan, serta meningkatkan pendapatan hak siar televisi. Selain itu, perubahan ini diharapkan dapat memberikan pengalaman lebih menarik bagi para penggemar sepak bola di seluruh dunia.

Tim yang dapat Langsung Lolos ke Babak 16 Besar
Berikut adalah delapan tim yang memastikan tempat langsung di babak 16 besar tanpa melalui play-off:

  • Lazio
  • Athletic Bilbao
  • Manchester United
  • Tottenham Hotspur
  • Eintracht Frankfurt
  • Lyon
  • Olympiacos
  • Rangers

Jadwal Babak Play-off Liga Europa 2024/2025
Babak play-off akan dilaksanakan dalam dua leg dengan jadwal sebagai berikut:

Leg Pertama – 14 Februari 2025 (03:00 WIB)

  • AZ Alkmaar vs Galatasaray
  • FC Porto vs AS Roma
  • Fenerbahce vs Anderlecht
  • Ferencvaros vs Plzen
  • Midtjylland vs Real Sociedad
  • PAOK vs FCSB
  • Royale Union SG vs Ajax
  • Twente vs Bodo/Glimt

Leg Kedua – 21 Februari 2025 (03:00 WIB)

  • Ajax vs Royale Union SG
  • Anderlecht vs Fenerbahce
  • AS Roma vs FC Porto
  • Bodo/Glimt vs Twente
  • FCSB vs PAOK
  • Galatasaray vs AZ Alkmaar
  • Plzen vs Ferencvaros
  • Real Sociedad vs Midtjylland

Jadwal dan Tempat Final Liga Europa 2025
Final Liga Europa 2024/2025 dijadwalkan pada 22 Mei 2025 pukul 02:00 WIB. Stadion San Mames di Bilbao, Spanyol, akan menjadi tempat berlangsungnya pertandingan puncak yang menentukan juara. Stadion yang menjadi markas Athletic Bilbao ini terkenal dengan atmosfer yang memukau dan memiliki kapasitas sekitar 53.000 penonton, siap menyaksikan penentuan juara musim ini.

Hadiah untuk Juara Liga Europa 2024/2025
Tim yang keluar sebagai juara akan berhak mengangkat trofi Liga Europa seberat 15 kg—piala UEFA terberat—serta memperoleh tiket otomatis ke fase grup Liga Champions 2025/2026, apabila mereka belum lolos melalui jalur domestik. Selain itu, pemenang Liga Europa 2024/2025 juga akan berpartisipasi dalam Piala Super UEFA 2025, menghadapi juara Liga Champions UEFA 2024/2025 dalam perebutan supremasi Eropa.

Dengan format baru yang lebih menantang dan persaingan yang semakin ketat, Liga Europa 2024/2025 menjanjikan pertandingan yang lebih seru dan penuh drama hingga laga final. Jangan lewatkan momen-momen epik dari turnamen ini!

Pandangan Terbelah Soal Masa Depan Garnacho di MU

Manchester United saat ini menghadapi ketidakpastian mengenai masa depan salah satu bintang mudanya, Alejandro Garnacho. Owen Hargreaves, mantan gelandang United, menyatakan keprihatinannya bahwa klub bisa jadi akan melepaskan Garnacho sebelum bursa transfer Januari ditutup, terutama mengingat adanya minat dari Chelsea, yang juga merupakan rival kuat di liga.

Garnacho, yang dulu dipandang sebagai salah satu talenta muda terbaik di Old Trafford, telah menunjukkan performa yang kurang konsisten dalam setahun terakhir. Pemain sayap asal Argentina ini sempat absen dalam pertandingan derby Manchester bulan lalu dan diberitakan bahwa pelatih Ruben Amorim tidak puas dengan kontribusinya dalam sesi latihan.

Meskipun ada penurunan, Garnacho kembali masuk ke dalam skuad United pada Januari dan telah tampil dalam tujuh pertandingan, yang menunjukkan bahwa dirinya masih dianggap bagian penting dalam perencanaan tim. Hargreaves menilai bahwa melepas Garnacho akan merugikan, mengingat potensi besar yang dimilikinya.

Chelsea Dikabarkan Tertarik

Beberapa laporan dari media Inggris menyebutkan bahwa Manchester United belum menutup kemungkinan untuk menjual Garnacho sebelum penutupan bursa transfer pada Senin malam. Chelsea dikabarkan tertarik untuk merekrut pemain muda ini, meski belum ada kesepakatan yang tercapai.

Hargreaves menyatakan bahwa meskipun United mungkin membutuhkan dana untuk memperkuat tim, klub seharusnya tetap mempertahankan pemain muda berbakat seperti Garnacho. “Garnacho sudah menunjukkan dampak signifikan saat masuk sebagai pengganti. Kehadirannya selalu membawa perubahan positif,” ungkap Hargreaves, mendukung masa depan Garnacho di Old Trafford.

Pandangan Berbeda dari Louis Saha

Namun, Louis Saha, mantan pemain United, memiliki pandangan yang berbeda. Menurutnya, Manchester United harus mempertimbangkan untuk menjual Garnacho jika ada tawaran yang menggiurkan, khususnya dengan mempertimbangkan aturan profitabilitas yang berlaku di klub-klub Eropa.

“Pemain-pemain muda seperti Garnacho dan Mainoo bisa menjadi pilihan untuk dijual karena keduanya berasal dari akademi.”. Menjual pemain muda seperti mereka bisa memberikan keuntungan finansial yang besar dan memungkinkan United untuk memperkuat tim dengan pemain yang lebih sesuai dengan kebutuhan manajer,” ujar Saha.

Keputusan mengenai masa depan Alejandro Garnacho di Manchester United masih menjadi perdebatan di kalangan pengamat sepak bola. Apakah United akan mempertahankan talenta muda ini atau memilih untuk melepaskannya demi keuntungan finansial? Hanya waktu yang akan menjawab, namun satu hal yang pasti: Garnacho tetap menjadi sorotan menjelang penutupan bursa transfer Januari ini.