Topan Yagi Hantam Vietnam: 63 Tewas dan 40 Hilang, Banjir Besar Landa Wilayah Utara

Jakarta – Topan Yagi menerjang wilayah utara Vietnam, menyebabkan bencana yang sangat mematikan. Sebanyak 63 orang tewas, sementara 40 orang lainnya hilang akibat dampak dari badai ini. Bencana tersebut memicu banjir besar dan tanah longsor di berbagai daerah.

Laporan dari Kementerian Pertanian Vietnam mengungkapkan bahwa lebih dari 750 orang terluka karena bencana alam yang dipicu oleh badai ini. Infrastruktur dan bangunan rusak parah, meninggalkan kehancuran di sejumlah wilayah.

Dampak Topan Yagi yang Meluas

Topan Yagi adalah salah satu badai terkuat yang melanda Vietnam dalam beberapa dekade terakhir, dengan kecepatan angin mencapai 149 kilometer per jam. Badai ini merusak jembatan, bangunan, dan infrastruktur lainnya, serta menyebabkan banjir besar di wilayah-wilayah utara.

Beberapa area yang terdampak paling parah, seperti Thai Nguyen dan Yen Bai, mengalami banjir besar hingga merendam rumah-rumah penduduk. Banyak warga harus mengungsi ke tempat yang lebih tinggi untuk menyelamatkan diri, sementara mereka menunggu datangnya bantuan.

Di Hanoi, wilayah di sekitar Sungai Merah mengalami peningkatan volume air yang menyebabkan banjir besar. Warga yang tinggal di area tersebut terpaksa meninggalkan rumah mereka demi keselamatan, dengan banyak rumah dan lahan pertanian yang terendam air.

Kisah Warga yang Kehilangan Harta Benda

Seorang warga yang tinggal di dekat Sungai Merah, Phan Thi Yuyet, bercerita tentang situasi dramatis yang dihadapinya. Dia dan keluarganya harus segera pergi untuk menghindari banjir yang cepat naik, tanpa sempat menyelamatkan barang-barang mereka.

“Kami kehilangan semuanya. Air datang begitu cepat dan kami hanya punya waktu untuk menyelamatkan diri. Semua perabotan di rumah kami tenggelam,” ujar Yuyet penuh haru.

Upaya Tanggap Darurat

Pemerintah Vietnam kini sedang berusaha keras untuk menangani bencana ini dengan mengirimkan tim penyelamat ke berbagai wilayah yang terkena dampak. Para petugas bekerja keras untuk membantu korban yang masih terjebak serta mencari warga yang hilang.

Meskipun bantuan telah dikerahkan, banjir di beberapa daerah masih terus berlangsung, membuat proses evakuasi menjadi lebih sulit. Ribuan warga kini mengungsi di tempat penampungan darurat hingga kondisi kembali aman.