Ratusan Pelaku Scam Online Ditangkap dalam Penggerebekan di Filipina

Pada Kamis, 20 Februari 2025, Kepolisian Filipina berhasil menggagalkan sebuah operasi perjudian ilegal yang diduga dijalankan oleh sindikat kejahatan terorganisir asal China. Dalam penggerebekan besar-besaran ini, lebih dari 450 orang ditangkap, termasuk lima bos yang terlibat langsung dalam kegiatan tersebut. Lokasi yang terletak di pinggiran Ibu Kota Manila ini dikenal sebagai pusat penipuan yang menargetkan warga negara China dan India melalui skema taruhan olahraga serta investasi palsu.

Kepala Komisi Kepolisian Filipina, Gilberto Cruz, mengungkapkan bahwa selain perjudian ilegal, tempat tersebut juga berfungsi sebagai sarang penipuan daring yang telah merugikan banyak orang. “Kami menangkap sekitar lima bos asal China yang berperan penting dalam sindikat ini,” jelas Cruz dalam keterangannya yang dikutip oleh AFP.

Sindikat yang terlibat ini dikenal memanfaatkan platform perjudian daring di Filipina (POGO) untuk menutupi aktivitas kriminal mereka, termasuk perdagangan manusia, pencucian uang, dan bahkan tindak kejahatan lebih serius seperti penculikan dan pembunuhan. Menanggapi hal ini, Presiden Filipina, Ferdinand Marcos, telah memutuskan untuk melarang semua operasi POGO sejak tahun lalu sebagai upaya untuk memberantas sindikat-sindikat ilegal ini.

Meskipun ada larangan keras terhadap POGO, banyak sindikat penipuan yang masih beroperasi secara diam-diam. “Penggerebekan ini membuktikan bahwa meskipun ada larangan, para pekerja POGO masih berusaha melanjutkan kegiatan ilegal mereka,” tambah Cruz. Bahkan, dia melaporkan bahwa sekitar 21 ribu warga negara China diketahui terus menjalankan operasi penipuan berskala kecil di Filipina, meski regulasi telah diterapkan.

Penggerebekan ini menambah daftar panjang penangkapan terkait perjudian ilegal dan penipuan yang telah terjadi di Filipina. Pada Januari lalu, sekitar 400 warga asing, termasuk banyak warga negara China, juga ditangkap di Manila dalam operasi serupa. Kegiatan penipuan yang melibatkan sindikat internasional ini tidak hanya merugikan individu, tetapi juga berpotensi mencoreng reputasi Filipina sebagai tujuan investasi dan wisata internasional.

Menurut sebuah laporan dari United States Institute of Peace yang diterbitkan pada Mei 2024, sindikat penipuan daring telah menargetkan jutaan korban di seluruh dunia dan menghasilkan pendapatan tahunan yang mencapai sekitar USD 64 miliar (sekitar Rp 1.042 triliun). Angka ini menunjukkan betapa besar ancaman yang dihadapi oleh negara-negara di seluruh dunia akibat maraknya penipuan daring yang dikendalikan oleh sindikat-sindikat internasional.

Dengan semakin banyaknya penggerebekan yang dilakukan oleh otoritas Filipina, diharapkan dapat mengurangi dampak negatif yang ditimbulkan oleh sindikat penipuan ini dan memberikan efek jera bagi mereka yang mencoba mengeksploitasi celah dalam sistem hukum dan keamanan Filipina.