Menantu Pemimpin Hizbullah Tewas Digempur Israel di Damaskus

Damaskus – Serangan udara Israel di ibu kota Suriah, Damaskus, pada Selasa malam, 3 Oktober 2024, menewaskan sejumlah tokoh penting, termasuk menantu dari pemimpin kelompok Hizbullah, Hassan Nasrallah. Serangan ini menargetkan sebuah bangunan yang diduga menjadi tempat persembunyian beberapa anggota senior Hizbullah dan milisi pro-Iran yang aktif di wilayah tersebut.

Menurut laporan media lokal, serangan udara itu terjadi di wilayah selatan Damaskus, yang selama ini dikenal sebagai basis kuat bagi kelompok Hizbullah dan sekutu-sekutunya. Jet-jet tempur Israel dilaporkan melancarkan beberapa serangan bertubi-tubi yang menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur militer dan beberapa bangunan tempat tinggal di sekitarnya. Salah satu korban yang diidentifikasi dalam serangan tersebut adalah menantu Hassan Nasrallah, seorang tokoh penting dalam struktur kepemimpinan Hizbullah.

“Kami mengonfirmasi bahwa serangan udara Israel telah menewaskan sejumlah anggota penting milisi yang menjadi target operasi militer kami,” kata juru bicara militer Israel, yang menambahkan bahwa operasi ini dilakukan sebagai bagian dari upaya untuk mencegah ancaman keamanan dari Hizbullah dan kelompok-kelompok milisi pro-Iran di Suriah.

Kematian menantu Hassan Nasrallah memicu kemarahan di kalangan Hizbullah dan pendukungnya. Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pernyataannya mengutuk keras serangan tersebut dan menyatakan bahwa tindakan Israel ini merupakan pelanggaran kedaulatan Suriah serta provokasi besar terhadap gerakan perlawanan. “Mereka yang telah mengorbankan nyawanya demi mempertahankan Suriah dan melawan pendudukan Israel tidak akan pernah dilupakan,” kata Nasrallah.

Pemerintah Suriah juga mengeluarkan kecaman resmi atas serangan udara Israel yang dianggap melanggar hukum internasional. “Ini adalah tindakan agresi yang terus berulang dari Israel yang melanggar hak kedaulatan Suriah,” ujar pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri Suriah.

Serangan Israel ini diperkirakan akan semakin memperburuk ketegangan di kawasan Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Hizbullah yang sudah lama berkonflik. Hizbullah memiliki sejarah panjang bentrokan dengan Israel, dan serangan ini kemungkinan besar akan memicu pembalasan lebih lanjut dari pihak milisi pro-Iran tersebut.

Pengamat internasional juga menyatakan kekhawatiran bahwa serangan ini dapat memicu eskalasi konflik yang lebih luas di kawasan, mengingat posisi strategis Damaskus dan keterlibatan berbagai kelompok milisi di wilayah tersebut. Israel telah berulang kali menyatakan bahwa mereka akan terus melancarkan serangan ke target-target di Suriah yang mereka anggap sebagai ancaman keamanan.

Dengan tewasnya menantu Nasrallah, situasi di perbatasan Lebanon-Israel kemungkinan akan semakin tegang. Para ahli memperkirakan Hizbullah dapat merespons serangan ini dengan memperkuat operasinya di Lebanon dan Suriah, meningkatkan risiko bentrokan militer yang lebih besar antara kedua pihak.

Meski situasi di Timur Tengah tetap tak terprediksi, banyak yang menantikan respons resmi dari Hizbullah dalam beberapa hari ke depan, yang diperkirakan akan memainkan peran penting dalam menentukan arah eskalasi konflik di kawasan tersebut.