China Uji Coba Rudal Balistik Antarbenua Pertama ke Samudra Pasifik

BEIJING – China baru saja melaksanakan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) ke Samudra Pasifik untuk pertama kalinya pada Rabu lalu, tindakan yang menimbulkan kecemasan di kalangan sekutu Amerika Serikat (AS). Meskipun Beijing tidak memberikan rincian spesifik mengenai jenis ICBM yang diuji, mereka menyatakan bahwa misil tersebut diluncurkan dengan hulu ledak tiruan.

ICBM dirancang khusus untuk mengangkut hulu ledak nuklir ke target yang dituju. Dalam beberapa tahun terakhir, China telah meningkatkan pengembangan senjata nuklirnya dan memperbesar anggaran pertahanannya. Pentagon memperingatkan pada Oktober lalu bahwa kemajuan China dalam pengembangan persenjataan berjalan lebih cepat daripada yang diperkirakan oleh AS.

Menurut Pentagon, hingga Mei 2023, China telah memiliki lebih dari 500 hulu ledak nuklir operasional dan diprediksi jumlahnya akan melebihi 1.000 pada tahun 2030. Kementerian Pertahanan China mengkonfirmasi bahwa Pasukan Roket mereka meluncurkan ICBM tersebut ke laut pada pukul 08.44 pada 25 September, dengan misil jatuh di area yang telah diperkirakan.

Seorang analis dari Carnegie Endowment for International Peace, Ankit Panda, menjelaskan bahwa uji coba ini cukup mencolok. “Kita mungkin sedang menyaksikan momen yang jarang terjadi sebuah langkah signifikan dalam pengujian kemampuan nuklir China yang telah lama tidak terlihat,” ujarnya. Panda menambahkan bahwa uji coba tersebut kemungkinan mencerminkan modernisasi nuklir yang sedang berlangsung di China, yang menunjukkan kebutuhan baru untuk pengujian senjata.