WNI di Iran Aman Setelah Ledakan di Bandar Abbas, Kemlu RI Pastikan Keamanan

Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia (Kemlu RI) mengonfirmasi bahwa seluruh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Iran dalam kondisi aman dan selamat, setelah terjadi ledakan di pelabuhan Shahid Rajaee, Bandar Abbas, pada Sabtu (26/4). Juru Bicara Kemlu RI, Rolliansyah Soemirat, menyatakan bahwa ada sekitar 385 WNI di Iran, namun tidak ada yang tinggal di Bandar Abbas. Mayoritas WNI di Iran merupakan mahasiswa yang menetap di Qom, sementara sebagian lainnya tinggal di Tehran, ibu kota Iran.

Menurut Kemlu RI, tahun lalu terdapat dua WNI yang bekerja sebagai Anak Buah Kapal (ABK) di Bandar Abbas, namun mereka telah kembali ke Indonesia. KBRI Tehran telah bekerja sama dengan otoritas setempat dan komunitas WNI di seluruh wilayah Iran untuk memastikan keselamatan mereka. KBRI juga akan terus memantau perkembangan situasi secara berkala.

Kemlu RI menyarankan WNI yang memerlukan bantuan untuk menghubungi hotline KBRI Tehran di nomor +989024668889. Ledakan yang terjadi di pelabuhan Shahid Rajaee diduga disebabkan oleh bahan kimia dari tank gas, yang menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari seribu orang. Bandar Abbas, yang terletak di provinsi Hormozgan, merupakan pelabuhan strategis di selatan Iran, berbatasan dengan Qatar dan Uni Emirat Arab (UAE).

Menurut saksi mata, kebakaran kecil yang terjadi cepat menyebar dan menyebabkan ledakan besar akibat suhu udara yang sangat panas, mencapai 40 derajat Celcius, yang memperburuk kondisi di tempat tersebut.

Kabar Terbaru Ledakan di Pelabuhan Iran: 25 Tewas, 800 Luka-luka

Jumlah korban meninggal dunia akibat ledakan hebat yang terjadi di Pelabuhan Shahid Rajaee, Iran, terus meningkat. Saat ini, tercatat 25 orang tewas.

Menurut laporan dari media lokal yang dilansir AFP pada Minggu (27/4/2025), ledakan tersebut mengakibatkan banyak korban tewas, dengan ratusan lainnya mengalami luka-luka.

Insiden tersebut terjadi pada Sabtu (26/4) di Pelabuhan Shahid Rajaee yang terletak di bagian selatan Iran, dekat Selat Hormuz, yang merupakan jalur penting untuk pengiriman minyak dunia.

Dalam laporan televisi pemerintah, kantor bea cukai pelabuhan menyatakan bahwa ledakan kemungkinan disebabkan oleh kebakaran yang melanda gudang penyimpanan bahan kimia berbahaya. Seorang pejabat darurat setempat menyebutkan bahwa beberapa kontainer meledak.

Sementara itu, menurut The New York Times yang mengutip sumber terkait dengan Korps Garda Revolusi Islam Iran, bahan yang meledak diduga adalah natrium perklorat, yang digunakan dalam bahan bakar padat untuk rudal.

Kantor berita Iran Tasnim melaporkan pada Minggu, mengutip pejabat pengadilan setempat, bahwa jumlah korban tewas mencapai 25 orang, dengan sekitar 800 orang terluka. Rekaman dari lokasi kejadian menunjukkan asap hitam tebal yang masih mengepul setelah hampir 20 jam sejak ledakan.

“Kebakaran telah terkendali, namun belum sepenuhnya padam,” lapor seorang koresponden dari lokasi kejadian.