Paus Fransiskus Mendarat di Bandara Soetta RI

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik di seluruh dunia, tiba di Indonesia pada hari ini sekitar pukul 11.25 WIB. Kunjungan ini merupakan bagian dari perjalanan apostolik Paus ke beberapa negara di kawasan Asia.

Menariknya, Paus memilih untuk terbang menggunakan pesawat komersial Alitalia, bukan dengan jet pribadi.

Kehadiran Paus akan disambut langsung oleh Menteri Agama Indonesia yaitu Yaqut Cholil Qoumas & Duta Besar Vatikan untuk Indonesia yaitu Piero Pioppo.

Selain itu, hadir pula Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia, Gandi Sulistiyanto.

Beberapa tokoh Gereja Katolik Indonesia juga turut hadir, seperti Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo, Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Antonius Subianto Bunyamin, dan Ketua Panitia Kunjungan Apostolik Paus ke Indonesia, Ignatius Jonan.

Paus Fransiskus sudah berangkat dari negara Roma – Italia. Pada hari sebelumnya senin, dan akan sampai ke negara Indonesia selama tiga hari, dari 3 hingga 6 September.

Pada 4 September, Paus dijadwalkan untuk bertemu Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta, serta sejumlah tokoh agama lainnya.

Di hari yang sama, Paus juga akan menghadiri pertemuan dengan siswa-siswi dari sekolah Scolas Occurentes di Grha Pemuda, Jakarta.

Pada 5 September, Paus Fransiskus akan mengunjungi Masjid Istiqlal dan bertemu dengan perwakilan Konferensi Waligereja Indonesia (KWI). Selain itu, Paus juga dijadwalkan untuk memimpin Perayaan Ekaristi di Gelora Bung Karno (GBK).

Setelah menyelesaikan kunjungannya di Indonesia, Paus Fransiskus dijadwalkan untuk melanjutkan perjalanan apostoliknya ke Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura.

Berita Terbaru tentang Penyakit Mpox Tahun 2024

Pada tahun 2024, Mpox (dulu dikenal sebagai cacar monyet) tetap menjadi perhatian global setelah beberapa tahun terakhir menyaksikan lonjakan kasus di berbagai negara. Penyakit ini, yang disebabkan oleh virus monkeypox, menjadi topik hangat di kalangan para peneliti, tenaga medis, dan masyarakat umum. Dalam laporan terbaru, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberikan pembaruan mengenai situasi terkini dan langkah-langkah pencegahan yang harus diambil.

Sejak pertama kali diidentifikasi di Afrika Tengah pada tahun 1970, Mpox telah mulai menyebar ke luar benua tersebut. Pada tahun 2022 dan 2023, kasus-kasus baru dilaporkan di berbagai negara, termasuk Eropa, Amerika Utara, dan Asia. WHO melaporkan bahwa meskipun jumlah kasus mengalami fluktuasi, virus ini menunjukkan kemampuan untuk menyebar lebih cepat di komunitas yang belum pernah terpapar sebelumnya. Data terbaru menunjukkan bahwa pada tahun 2024, ada peningkatan kesadaran tentang Mpox, terutama di kalangan petugas kesehatan dan masyarakat.

Pemerintah di berbagai negara telah mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan deteksi dan penanganan kasus Mpox. Di banyak daerah, program vaksinasi untuk kelompok berisiko tinggi, termasuk petugas kesehatan dan mereka yang memiliki kontak dekat dengan penderita, telah diperkenalkan. Vaksin yang digunakan adalah vaksin yang awalnya dikembangkan untuk cacar, yang juga menunjukkan efektivitas terhadap Mpox. Upaya vaksinasi ini bertujuan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus ini.

Selain vaksinasi, edukasi masyarakat menjadi kunci dalam mengurangi stigma dan meningkatkan pemahaman tentang Mpox. Kampanye informasi telah diluncurkan di berbagai platform, menjelaskan gejala, cara penularan, dan langkah-langkah pencegahan. Gejala Mpox mirip dengan cacar, termasuk ruam, demam, dan nyeri otot, tetapi biasanya lebih ringan. Penting bagi masyarakat untuk mengenali tanda-tanda ini dan segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala yang mencurigakan.

Penelitian lebih lanjut juga sedang dilakukan untuk memahami karakteristik virus Mpox, termasuk bagaimana ia menyebar dan faktor-faktor yang memengaruhi tingkat keparahan penyakit. Kolaborasi internasional antara ilmuwan dan lembaga kesehatan global menjadi penting dalam upaya ini.

Secara keseluruhan, tahun 2024 menunjukkan kemajuan dalam pengelolaan Mpox, tetapi tantangan tetap ada. Ketidakpastian tentang potensi penyebaran lebih lanjut dan kebutuhan untuk tetap waspada menjadi fokus utama. Dengan kolaborasi antara pemerintah, organisasi kesehatan, dan masyarakat, diharapkan kita dapat mengendalikan penyebaran Mpox dan melindungi kesehatan publik secara global. Melalui kesadaran, pencegahan, dan vaksinasi, kita semua dapat berkontribusi dalam memerangi penyakit ini dan melindungi komunitas kita.

Hamas: Israel Dituding Sebagai Penyebab Kematian 6 Tawanan

Pejabat tinggi Hamas, Izzat al-Risheq, menyatakan bahwa enam sandera Israel yang ditemukan tewas di sebuah terowongan di wilayah selatan Jalur Gaza pada Sabtu, meninggal akibat serangan udara yang dilancarkan oleh Israel.

Al-Risheq juga menuding Amerika Serikat atas “bias, dukungan, dan kolaborasinya” dalam konflik yang telah berlangsung selama 11 bulan di kawasan yang terkepung tersebut. Salah satu sandera berkewarganegaraan ganda AS-Israel, sementara yang lainnya memegang kewarganegaraan Rusia-Israel.

Menurut laporan dari Al Jazeera, Al-Risheq mengatakan bahwa Hamas lebih peduli terhadap keselamatan para sandera dibandingkan Presiden Biden, menekankan bahwa kelompok tersebut telah menyetujui usulan dan resolusi dari Dewan Keamanan PBB.

Namun, Netanyahu menolak resolusi tersebut, dan pemerintahannya mendukung permintaan perdana menteri, yang menurut Al-Risheq bertujuan untuk menghambat tercapainya kesepakatan demi mempertahankan kekuasaan.

Sementara itu, juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, menyampaikan bahwa para anggota Hamas telah membunuh enam sandera dengan brutal sebelum mereka dapat diselamatkan di Rafah.

“Mereka diculik dalam kondisi hidup-hidup pada pagi hari 7 Oktober oleh kelompok teror Hamas,” kata Hagari, dikutip oleh The Times of Israel.

“Jenazah mereka ditemukan selama pertempuran di Rafah, di sebuah terowongan, sekitar satu kilometer dari lokasi di mana Farhan al-Qadi berhasil kami selamatkan beberapa hari sebelumnya,” tambahnya dalam sebuah konferensi pers, merujuk pada sandera Israel yang ditemukan hidup-hidup di Gaza pekan lalu.

Militer Israel kemudian mengonfirmasi melalui pernyataan di platform X bahwa jenazah yang dievakuasi dari Gaza adalah milik enam sandera tersebut.