Kim Jong-un Tinjau Latihan Unit Khusus, Tegaskan Pentingnya Militer Kuat

Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, melakukan inspeksi langsung terhadap latihan unit operasi khusus militer negara tersebut, menegaskan kembali pentingnya membentuk kekuatan militer yang tangguh. Kunjungan ini berlangsung pada Jumat, 4 April 2025, bertepatan dengan pengesahan pemakzulan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, oleh Mahkamah Konstitusi. Media pemerintah, KCNA, melaporkan bahwa dalam kunjungannya, Kim menyaksikan latihan taktis serta perlombaan menembak menggunakan senjata ringan yang dilakukan oleh pasukan elit tersebut.

Kim menyampaikan bahwa kekuatan militer yang sejati dibangun dari latihan intensif dan kesiapan tempur di medan perang. Ia menilai bahwa dedikasi semacam itu merupakan bentuk patriotisme dan loyalitas paling nyata terhadap negara. Dalam arahannya, Kim menekankan peran vital dari unit operasi khusus dalam strategi pembangunan militer jangka panjang Korea Utara. Ia menilai unit ini harus menjadi tulang punggung kekuatan militer yang mampu merespons cepat situasi genting dan mampu menjalankan operasi-operasi kompleks di lapangan.

KCNA juga melaporkan bahwa Kim memberikan serangkaian instruksi penting guna memastikan penguatan kapabilitas tempur pasukan khusus tersebut dengan standar yang sangat maju, meskipun rincian spesifik dari arahan itu tidak diungkapkan. Penekanan terhadap kesiapan tempur dan kemampuan strategis ini diyakini menjadi bagian dari upaya Korut dalam mempertahankan posisi militernya di tengah ketegangan kawasan. Selain itu, Kim disambut oleh sejumlah perwira tinggi militer dalam kunjungannya, termasuk salah satunya yang diyakini sebagai mantan menteri pertahanan Kang Sung-nam. Ia terlihat dalam foto mengenakan identitas sebagai wakil menteri pertahanan pertama, mengisyaratkan posisinya yang tetap berpengaruh dalam struktur militer Korut, serta menunjukkan kesinambungan kepemimpinan dalam jajaran pertahanan negara tersebut.

Yoon Suk-yeol Minta Maaf Usai Dimakzulkan, Korea Selatan Bersiap Pilpres Dini

Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, menyampaikan permintaan maaf kepada rakyat pada hari Jumat setelah secara resmi dimakzulkan oleh Mahkamah Konstitusi. Dalam pernyataan yang dikutip kantor berita Yonhap, Yoon mengaku gagal memenuhi harapan publik dan menyebut masa pengabdiannya sebagai kehormatan terbesar dalam hidupnya. Ia juga menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada masyarakat atas dukungan dan dorongan yang tetap mengalir meskipun dirinya telah melakukan kesalahan.

Partai Kekuatan Rakyat (PPP), partai yang sebelumnya mengusung Yoon, turut menyampaikan permintaan maaf secara resmi. Melalui pemimpinnya saat ini, Kwon Young-se, PPP mengungkapkan bahwa meski keputusan pemakzulan sangat disayangkan, mereka menerima hasil tersebut dengan penuh hormat dan mengajak seluruh pihak untuk menghindari kekerasan serta menjaga persatuan nasional.

Pemakzulan terhadap Yoon dipicu oleh keputusannya pada 3 Desember 2024 yang mendeklarasikan darurat militer dengan alasan adanya dugaan simpati oposisi terhadap Korea Utara serta potensi pemberontakan. Namun, tindakan tersebut langsung dibatalkan oleh parlemen hanya beberapa jam setelah diumumkan. Yoon pun saat itu mematuhi keputusan tersebut dan meminta maaf secara terbuka.

Mahkamah Konstitusi secara bulat menyetujui pemakzulan pada 14 Desember. Sebagai dampaknya, Korea Selatan kini harus menyelenggarakan pemilu lebih awal dalam waktu 60 hari, atau paling lambat pada 3 Juni. Sementara itu, Perdana Menteri Han Duck-soo akan menjabat sebagai kepala negara sementara hingga presiden baru terpilih.