Brigade Al-Qassam Lancarkan Serangan dari Lebanon, Israel Dilanda Kepungan Rudal

Brigade Al-Qassam Lancarkan Serangan dari Lebanon, Israel Dilanda Kepungan Rudal

Al-Qassam – Situasi konflik antara Israel dan kelompok perlawanan semakin tidak terkendali. Pada Senin, 23 September 2024, Brigade Al-Qassam, sayap militer Hamas, mengumumkan serangan besar-besaran terhadap Israel dari wilayah Lebanon. Serangan ini berbeda dari biasanya, karena rudal-rudal Al-Qassam kali ini tidak diluncurkan dari Jalur Gaza, melainkan dari perbatasan Lebanon, sebuah strategi yang menunjukkan persahabatan yang lebih luas dalam konflik ini.

Dalam serangan terbaru ini, Al-Qassam menargetkan wilayah utara Israel dengan 40 rudal. Langkah ini dinilai sebagai balasan terhadap agresi militer Israel yang sebelumnya melancarkan operasi besar di Lebanon, meremehkan ribuan warga sipil. Meningkatnya eskalasi konflik ini menandakan bahwa Palestina dan Lebanon tidak lagi berperang secara terpisah, tetapi menunjukkan kekuatan gabungan di bawah slogan “Unity of Squares”, atau Persatuan Medan Tempur.

Respon Keras dari Hizbullah

Selain serangan dari Brigade Al-Qassam, kelompok perlawanan Lebanon, Hizbullah, juga ikut dalam serangan ini. Mereka meluncurkan serangkaian roket ke pangkalan militer Israel di utara, termasuk markas Korps Utara dan Divisi Galilea, serta gudang logistik di wilayah Zevulun, utara Haifa. Hizbullah juga mengklaim bahwa mereka berhasil menargetkan barak Yoav, markas batalyon rudal dan artileri Israel, dengan puluhan roket.

Serangan yang dilancarkan oleh Hizbullah ini menambah intensitas perang yang berkecamuk di wilayah Lebanon dan Israel. Israel membalas dengan serangan balasan ke beberapa lokasi strategi di Lebanon, namun serangan-serangan ini dinilai belum berhasil menghentikan arus rudal dari wilayah tersebut.

Strategi Penyergapan Al-Qassam

Brigade Al-Qassam menambahkan bahwa pejuangnya berhasil melakukan penyergapan yang telah dipersiapkan secara matang terhadap konvoi militer Israel di dekat Rafah. Mereka berhasil menghancurkan beberapa kendaraan militer Israel, termasuk tiga buldoser militer D9 dan dua tank Merkava. Serangan ini dilakukan dengan menggunakan peluru kendali Al-Yassin 105 dan alat peledak gerilya.

Dalam pernyataan resminya, Brigade Al-Quds yang merupakan sayap militer Jihad Islam Palestina, juga meminta keterlibatannya dalam serangan ini. Mereka bekerja sama dengan kelompok Pasukan Martir Omar Al-Qasim untuk mengebom pasukan dan kendaraan militer Israel dengan mortir kaliber berat, menampilkan koordinasi yang semakin kuat di antara perlawanan kelompok-kelompok ini.

Kecemasan Internasional

Eskalasi ini menimbulkan kekhawatiran internasional, terutama terkait dengan dampak perang yang semakin meluas di kawasan tersebut. Serangan Israel di Lebanon telah memakan banyak korban jiwa, terutama di kalangan warga sipil, dan serangan balasan dari kelompok perlawanan semakin mengirimkan situasi. Organisasi internasional telah mengungkapkan gencatan senjata dan dialog, namun hingga saat ini, kedua belah pihak tampaknya tidak menunjukkan tanda-tanda akan meredakan ketegangan.

Konflik yang berkepanjangan ini bukan hanya pertarungan kekuatan militer, namun juga simbol perjuangan politik dan ideologi yang telah berlangsung selama beberapa dekade. Dengan keterlibatan berbagai kelompok dari Gaza hingga Lebanon, perang ini diprediksi akan semakin memanas dan melibatkan lebih banyak aktor regional di masa mendatang.

Kesimpulan

Serangan terbaru dari Brigade Al-Qassam dan Hizbullah ini menunjukkan bahwa medan perang di Timur Tengah kini semakin kompleks dan melibatkan banyak pihak. Israel menghadapi tantangan besar dalam menghadapi serangan dari berbagai arah, baik dari Jalur Gaza maupun perbatasan Lebanon. Sementara itu, perlawanan kelompok nampaknya semakin solid dalam menghadapi agresi militer Israel, menampilkan persatuan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Dalam situasi yang penuh ketegangan ini, perdamaian tampaknya masih jauh dari jangkauan, dengan semakin banyak pihak yang terlibat dalam konflik ini. Organisasi internasional dan negara-negara besar di dunia perlu segera mengambil langkah diplomatis agar krisis ini tidak semakin meluas dan membawa dampak yang lebih dahsyat di kawasan tersebut.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *