Menggali Luka Lama: Penyintas Bom Hiroshima dan Nagasaki Buka Suara di Peringatan 80 Tahun

https://phongkhamdakhoabaoviet.com

Memasuki peringatan 80 tahun tragedi bom atom di Hiroshima dan Nagasaki, para penyintas atau hibakusha mulai kembali membagikan kisah pilu mereka. Pemerintah Jepang, melalui Kementerian Kesejahteraan, meluncurkan upaya nasional untuk mengumpulkan kesaksian dari sekitar 106.000 penyintas yang masih hidup. Ini menjadi kali pertama dalam tiga dekade terakhir pemerintah meminta secara menyeluruh partisipasi dari seluruh penyintas untuk mendokumentasikan pengalaman mereka.

Selebaran telah dibagikan oleh pemerintah prefektur untuk mendorong para hibakusha menuliskan kenangan mereka. Selain itu, kementerian juga mengumpulkan potret para penyintas yang telah meninggal, pakaian yang terkena dampak ledakan, dan foto-foto bersejarah dari saat pengeboman. Semua koleksi ini nantinya akan disimpan di Balai Peringatan Perdamaian Nasional untuk Korban Bom Atom di Hiroshima dan Nagasaki, serta sebagian akan dipamerkan kepada publik atas persetujuan pemilik atau keluarganya.

Pengumpulan kesaksian skala besar sebelumnya dilakukan pada tahun 1995 ketika jumlah penyintas masih sekitar 320.000 orang. Sementara itu, pengumpulan tambahan dilakukan secara acak pada 2005 dan 2015. Tragedi mengerikan ini bermula saat Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Hiroshima pada 6 Agustus 1945, menewaskan sekitar 140.000 orang, lalu diikuti dengan serangan di Nagasaki tiga hari kemudian yang menewaskan 70.000 orang tambahan. Jepang akhirnya menyerah pada 15 Agustus 1945, menandai berakhirnya Perang Dunia II. Meski begitu, saat ini Jepang memilih untuk tidak menghadiri pertemuan PBB tentang Traktat Pelarangan Senjata Nuklir, meski dorongan kuat telah diberikan oleh Nihon Hidankyo, organisasi penyintas bom atom Jepang yang baru saja menerima Hadiah Nobel Perdamaian.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *