Keputusan Inggris untuk meningkatkan anggaran pertahanan secara signifikan di tengah ketegangan yang terus berkembang dengan Rusia memicu reaksi keras dari tokoh-tokoh pendukung Presiden Vladimir Putin. Beberapa figur yang dikenal sebagai corong pemerintah Rusia menyuarakan amarah mereka terhadap langkah Inggris ini, bahkan dengan nada yang penuh provokasi, mengancam bahwa negara itu bisa menjadi sasaran uji coba senjata nuklir Rusia.
Pada Selasa (25/2/2025), Perdana Menteri Keir Starmer mengumumkan rencana peningkatan terbesar dalam anggaran pertahanan Inggris sejak Perang Dingin, menyusul meningkatnya ketegangan dengan Rusia akibat invasi ke Ukraina. Starmer menyatakan bahwa Inggris akan mengalokasikan 2,5% dari produk domestik bruto (PDB) untuk pertahanan pada tahun 2027, dan angka itu akan meningkat menjadi 3% dalam dekade berikutnya.
Sebagai respons terhadap pengumuman tersebut, sejumlah tokoh media Rusia mulai memberikan komentar pedas. Sergey Mardan, seorang tokoh media yang cukup berpengaruh di Rusia, menyatakan bahwa Inggris tidak memiliki cukup kekuatan untuk menanggapi ancaman dari Rusia. Ia menyindir bahwa negara-negara seperti Inggris, Wales, Skotlandia, dan Ulster mengalami kesulitan dalam merekrut personel militer yang cukup, mengingat generasi muda di negara itu lebih memilih untuk menghindari tugas militer. “Pemuda Inggris tidak tertarik untuk menjalani tugas militer yang keras,” kata Mardan, sambil menambahkan bahwa Rusia akan menjadi penentu dalam menjaga keseimbangan kekuatan di kawasan tersebut.
Tidak hanya Mardan yang memberikan komentar pedas, namun juga Vladimir Solovyov, seorang penyiar televisi pemerintah Rusia, yang dengan sengaja mengungkit ancaman senjata nuklir Rusia, yaitu Poseidon, kendaraan nirawak bawah laut yang dapat membawa senjata nuklir berkecepatan tinggi. Solovyov mengungkapkan bahwa Inggris adalah tempat yang sempurna untuk menguji senjata tersebut, mengklaim bahwa Poseidon dapat dengan mudah menenggelamkan seluruh wilayah Inggris dalam sekejap. “Inggris adalah pulau yang sempurna untuk uji coba Poseidon,” ujarnya dengan nada sinis. Ia bahkan mempertanyakan berapa lama Keir Starmer—yang saat itu masih menjabat sebagai Perdana Menteri—akan bertahan di permukaan air setelah uji coba Poseidon tersebut.
Serangan verbal ini tidak hanya berhenti di situ. Olga Skabeeva, seorang pembawa acara televisi yang dikenal sebagai “Boneka Besi” yang sering mendukung narasi pemerintah Putin, juga ikut berkomentar. Ia menilai langkah Inggris dalam menanggapi ancaman Rusia sebagai kebijakan yang tidak patriotik, menyebut bahwa untuk menjadi patriot sejati, Inggris seharusnya selalu berperang dengan Rusia. “Patriotisme Inggris yang sejati adalah perang abadi dengan Rusia,” tegas Skabeeva.
Dengan meningkatnya ketegangan antara kedua negara ini, Inggris semakin menunjukkan komitmennya dalam menjaga keamanan nasionalnya dengan memperkuat kemampuan pertahanan. Namun, ancaman yang datang dari pihak Rusia memperlihatkan betapa seriusnya persaingan geopolitik ini, di mana perang kata-kata bisa memanaskan hubungan diplomatik yang sudah tegang.