PBB: Serangan Penyerang Di Lebanon Melanggar Hukum Internasional

Pada 21 September 2024, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan pernyataan resmi menanggapi serangkaian serangan yang terjadi di Lebanon baru-baru ini. PBB mengecam tindakan tersebut sebagai pelanggaran hukum internasional, menggarisbawahi bahwa tindakan agresi yang menargetkan warga sipil dan infrastruktur sipil tidak dapat dibenarkan dalam konteks hukum internasional.

Konteks Serangan yang Terjadi

Serangan tersebut dilaporkan melibatkan penggunaan senjata berat di beberapa wilayah di Lebanon, termasuk daerah padat penduduk. Banyak warga sipil yang terjebak dalam konflik ini, mengakibatkan korban jiwa dan luka-luka. PBB menekankan pentingnya perlindungan bagi warga sipil selama konflik bersenjata dan menyerukan agar semua pihak terlibat menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan.

Seruan untuk Penyelidikan Internasional

Dalam pernyataan tersebut, PBB juga meminta penyelidikan independen dan transparan terkait serangan ini. Mereka menekankan bahwa akuntabilitas bagi pelaku kejahatan internasional sangat penting untuk mencegah terulangnya pelanggaran serupa di masa depan. PBB menyerukan kepada semua pihak untuk menahan diri dari tindakan yang dapat memperburuk situasi dan meningkatkan ketegangan di wilayah tersebut.

Dukungan untuk Masyarakat Lebanon

PBB mengungkapkan solidaritasnya dengan rakyat Lebanon yang tengah berjuang dalam situasi yang sulit ini. Pihaknya berjanji untuk terus mendukung upaya kemanusiaan di wilayah tersebut dan memperkuat kerja sama dengan organisasi non-pemerintah untuk memberikan bantuan kepada mereka yang terdampak oleh kekerasan. PBB berharap untuk melihat segera langkah-langkah diplomatik yang dapat mengurangi ketegangan dan mendorong dialog konstruktif antara semua pihak yang terlibat.

Pernyataan ini menegaskan kembali komitmen PBB dalam mempromosikan perdamaian dan keamanan internasional, serta perlindungan bagi warga sipil dalam situasi konflik.

AS & Israel Ketar Ketir, Iran Sukses Luncurkan Satelit

Ketegangan antara Amerika Serikat dan Israel terhadap Iran semakin meningkat setelah negara tersebut berhasil meluncurkan satelit ke orbit.

Peluncuran ini menjadi simbol kemajuan teknologi Iran yang dapat digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pengawasan militer.

AS dan Israel, yang selama ini berupaya menghalangi perkembangan program nuklir dan militer Iran, merasa terancam dengan kemajuan ini.

Keberhasilan Iran dalam meluncurkan satelit menunjukkan bahwa mereka memiliki kemampuan untuk mengembangkan teknologi luar angkasa yang dapat berimplikasi pada keamanan regional.

Iran baru-baru ini berhasil meluncurkan satelit yang diberi nama Noor 2 ke orbit. Satelit ini dirancang untuk keperluan pemantauan dan penginderaan jauh, yang dapat digunakan untuk mengawasi aktivitas di wilayah sekitarnya.

Peluncuran ini merupakan bagian dari upaya Iran untuk menunjukkan bahwa mereka tidak hanya mampu bertahan di tengah tekanan internasional, tetapi juga mampu berinovasi dalam bidang teknologi.

Keberhasilan ini juga menjadi kebanggaan bagi pemerintah Iran, yang berusaha menunjukkan kepada rakyatnya bahwa mereka dapat bersaing di tingkat global.

Tanggapan Amerika Serikat terhadap peluncuran satelit ini cukup tegas. Pemerintah AS menganggap bahwa kemampuan Iran dalam meluncurkan satelit merupakan ancaman bagi stabilitas kawasan, terutama terkait dengan potensi pengembangan teknologi misil balistik.

AS berjanji untuk terus memantau dan mengambil langkah-langkah diplomatik maupun militer untuk mengatasi potensi ancaman yang ditimbulkan oleh Iran.

Selain itu, AS juga berupaya untuk memperkuat aliansi dengan negara-negara sekutu di kawasan untuk menghadapi tantangan ini.

Di sisi lain, Iran membela peluncuran satelit ini sebagai hak mereka untuk mengembangkan teknologi luar angkasa.

Pemerintah Iran menegaskan bahwa satelit tersebut tidak memiliki tujuan militer dan hanya digunakan untuk kepentingan sipil.

Iran juga menyatakan bahwa peluncuran ini merupakan bagian dari program pengembangan teknologi yang sah dan tidak melanggar perjanjian internasional.

Mereka berusaha untuk menunjukkan kepada dunia bahwa mereka memiliki hak untuk berkembang meskipun dalam tekanan dari negara-negara besar.

Ke depan, situasi ini akan semakin kompleks. Ketegangan antara AS, Israel, dan Iran diperkirakan akan terus berlanjut, dengan potensi konflik yang semakin meningkat.

Sementara itu, Iran akan terus berusaha untuk mengembangkan program teknologinya, berusaha untuk mendapatkan pengakuan dan legitimasi di komunitas internasional.

Di sisi lain, AS dan sekutunya mungkin akan meningkatkan upaya mereka untuk menekan Iran melalui sanksi atau tindakan diplomatik.

Keterlibatan negara-negara besar dalam konflik ini akan menjadi faktor penentu dalam menentukan arah masa depan hubungan internasional di kawasan Timur Tengah.

Caleb Plant: Bangkit dari Kesulitan dan Menang TKO di Ronde 9

Dalam dunia tinju, momen jatuh dan bangkit kembali adalah bagian dari dinamika yang sering terjadi. Salah satu contoh terbaru yang menggambarkan hal ini adalah Caleb Plant, petinju yang dikenal dengan gaya bertarungnya yang agresif dan teknik yang luar biasa.

Pada pertarungan terbarunya, Plant sempat mengalami kesulitan di ronde-ronde awal ketika terjatuh. Namun, Plant berhasil bangkit dan menunjukkan ketahanan luar biasa, membuktikan dirinya sebagai petarung sejati.

Perjalanan Karier Caleb Plant di Dunia Tinju

Caleb Plant merupakan petinju asal Amerika Serikat yang telah berhasil mencuri perhatian banyak penggemar tinju dengan rekor bertarung yang mengesankan. Dikenal sebagai salah satu petinju top di kelas menengah, Plant memiliki kecepatan tangan yang luar biasa serta teknik bertarung yang sulit ditandingi.

Kombinasi dari keterampilan ini menjadikannya lawan yang tangguh di atas ring. Kemenangan Plant melalui TKO di ronde 9 adalah hasil dari dedikasi dan kerja kerasnya dalam mempersiapkan diri untuk setiap pertarungan.

Bangkit dan Kemenangan Melalui TKO

Momen kemenangan Plant melalui TKO di ronde 9 menjadi bukti bahwa ia memiliki kemampuan luar biasa untuk bangkit dari tekanan. Setelah terjatuh di awal pertarungan, Plant tidak hanya berhasil kembali masuk dalam ritme laga, tetapi juga mengubah jalannya pertarungan dengan serangan-serangan yang tepat dan efektif.

Dalam ronde-ronde terakhir, Plant mendominasi lawannya dengan strategi matang dan eksekusi yang sempurna, hingga akhirnya memenangkan pertarungan dengan meyakinkan.

Menghadapi Lawan Tangguh dengan Kepercayaan Diri

Pada pertarungan ini, Caleb Plant berhadapan dengan petinju tangguh yang dikenal karena kekuatan pukulannya. Lawan Plant adalah petinju berpengalaman yang telah berhadapan dengan beberapa nama besar di dunia tinju.

Meskipun sempat berada di bawah tekanan, Plant menunjukkan kemampuan adaptasi yang luar biasa dengan memanfaatkan setiap kesempatan untuk menyerang balik. Kehebatannya dalam memanfaatkan momen inilah yang membuatnya berhasil keluar sebagai pemenang.

Pertarungan Dinanti-nantikan Penggemar

Pertandingan ini merupakan salah satu duel yang paling dinantikan oleh para penggemar tinju. Dengan hype yang besar dan ekspektasi tinggi, pertarungan ini bukan hanya sekadar adu kekuatan, melainkan menjadi ajang pembuktian bagi kedua petinju.

Kemenangan Caleb Plant melalui TKO di ronde 9 semakin menambah pencapaian dalam kariernya dan memperkuat posisinya di kancah tinju profesional. Pertarungan ini akan diingat sebagai salah satu momen bersejarah dalam perjalanan karier Caleb Plant yang terus menanjak.

Kepala Keamanan Russia Temui Kim Jong-Un, Ada Apa?

Kunjungan Kepala Keamanan Rusia, Nikolai Patrushev, ke Korea Utara menandai sebuah momen penting dalam hubungan bilateral antara kedua negara. Patrushev, yang juga merupakan Sekretaris Dewan Keamanan Rusia, memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga stabilitas dan keamanan nasional Rusia. Dalam konteks geopolitik yang semakin kompleks, pertemuan ini menunjukkan bahwa Rusia berusaha memperkuat aliansi strategisnya dengan negara-negara yang dianggap sebagai mitra penting, termasuk Korea Utara.

Pertemuan antara Patrushev dan Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-Un, berlangsung dalam suasana yang penuh perhatian. Dalam pertemuan ini, kedua pemimpin membahas berbagai isu yang berkaitan dengan keamanan regional dan kolaborasi di bidang ekonomi. Kim Jong-Un yang dikenal dengan kebijakan luar negeri yang agresif, tampaknya melihat kesempatan ini untuk memperkuat posisinya di hadapan tekanan internasional, terutama dari negara-negara Barat.

Pertemuan ini tidak hanya sekadar formalitas, tetapi juga mencerminkan kebutuhan mendesak kedua negara untuk saling mendukung di tengah situasi global yang tidak menentu. Rusia, yang menghadapi sanksi internasional akibat konflik di Ukraina, mungkin mencari dukungan dari Korea Utara dalam bentuk kerja sama militer dan teknologi. Di sisi lain, Korea Utara mungkin berharap untuk mendapatkan bantuan ekonomi dan diplomatik dari Rusia untuk memperkuat posisinya di panggung internasional.

Motivasi di balik pertemuan ini sangat kompleks. Bagi Rusia, menjalin hubungan yang lebih erat dengan Korea Utara dapat memberikan leverage tambahan dalam menghadapi tekanan global. Sementara itu, bagi Kim Jong-Un, memperkuat hubungan dengan Rusia bisa menjadi strategi untuk mengurangi isolasi yang dialaminya akibat sanksi internasional. Keduanya memiliki kepentingan yang saling menguntungkan, yang membuat pertemuan ini menjadi sangat relevan.

Ke depan, pertemuan ini dapat memiliki implikasi yang signifikan bagi stabilitas kawasan Asia Timur. Jika kedua negara benar-benar menjalin kerja sama yang lebih erat, hal ini dapat memicu kekhawatiran di kalangan negara-negara tetangga, seperti Korea Selatan dan Jepang. Selain itu, hubungan yang lebih kuat antara Rusia dan Korea Utara dapat mengubah dinamika kekuatan di kawasan tersebut, yang tentunya akan menarik perhatian dunia internasional.

Australia Alami Kerugian Judi Terbesar Di Dunia

Australia telah lama dikenal sebagai negara dengan budaya judi yang kuat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, negara ini mengalami kerugian judi yang sangat signifikan. Data menunjukkan bahwa masyarakat Australia menghabiskan lebih banyak uang untuk berjudi dibandingkan dengan negara lain di dunia. Hal ini menimbulkan kekhawatiran mengenai dampak sosial dan ekonomi dari kebiasaan berjudi yang semakin meningkat.

Menurut laporan terbaru, Australia mencatat kerugian judi per kapita tertinggi di dunia. Rata-rata, setiap orang dewasa di Australia menghabiskan ribuan dolar setiap tahun untuk aktivitas judi. Angka ini mencakup berbagai bentuk perjudian, mulai dari kasino, taruhan olahraga, hingga mesin poker yang banyak tersebar di berbagai tempat. Dengan jumlah kerugian yang mencapai miliaran dolar, Australia menjadi sorotan global dalam hal pengeluaran judi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan tingginya angka kerugian judi di Australia. Salah satunya adalah aksesibilitas yang mudah terhadap berbagai bentuk perjudian. Banyaknya kasino dan mesin slot yang tersebar di seluruh negeri membuat orang lebih mudah terjebak dalam kebiasaan judi. Selain itu, iklan judi yang agresif juga berkontribusi pada meningkatnya minat masyarakat untuk berjudi, terutama di kalangan generasi muda.

Iklan judi di Australia telah menjadi topik kontroversial. Meskipun industri judi memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian, banyak pihak yang mengkhawatirkan dampak negatifnya terhadap masyarakat. Iklan yang menargetkan anak muda dan promosi yang berlebihan dianggap tidak etis, mengingat risiko kecanduan judi yang tinggi. Banyak organisasi masyarakat sipil mendesak pemerintah untuk memperketat regulasi iklan judi agar tidak merugikan masyarakat.

Pemerintah Australia merespons situasi ini dengan berbagai langkah. Beberapa negara bagian telah mulai menerapkan regulasi yang lebih ketat terhadap iklan judi dan memperkenalkan program-program untuk membantu individu yang mengalami masalah kecanduan judi. Meskipun demikian, tantangan masih tetap ada, dan diperlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, dan masyarakat untuk mengatasi masalah ini secara efektif. Upaya pencegahan dan edukasi menjadi kunci untuk mengurangi kerugian judi di masa depan.

Uji Coba Jet Tempur Misterius di Liaoning, China Siap Saingi F-35 Amerika?

China baru-baru ini melakukan uji coba jet tempur rahasia dari kapal induk Liaoning. Jet tempur yang diduga merupakan varian J-35 ini diperkirakan menjadi pesaing utama jet tempur F-35 milik Amerika Serikat.

Uji coba tersebut ditayangkan dalam sebuah dokumenter yang disiarkan oleh CCTV, stasiun televisi milik pemerintah China. Dalam tayangan itu, jet tempur berbasis kapal induk yang tidak diidentifikasi diuji di atas Liaoning, kapal induk pertama milik Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat China (PLAN).

Menurut laporan CCTV, uji coba tersebut berlangsung pada awal tahun ini, namun tanggal dan lokasi spesifiknya tidak diungkapkan. PLAN saat ini mengoperasikan satu jenis jet tempur berbasis kapal induk, yaitu J-15 “Flying Shark”.

Jet tersebut adalah pesawat generasi keempat yang dikembangkan dari Sukhoi Su-33 Rusia, yang diperoleh China dari Ukraina pada akhir 1990-an.

Meskipun siaran tersebut tidak menampilkan gambar jet tempur baru yang diuji, cuplikan J-15 saat lepas landas dari Liaoning ditayangkan dalam dokumenter tersebut.

Judul dokumenternya adalah “Quenching”, dan dalam salah satu segmennya, Zhang Naigang, seorang kru Liaoning, berbagi kisahnya tentang pengalamannya dalam uji terbang J-15 sekitar 12 tahun lalu.

“Jet tempur itu sangatlah luar biasa. Lihatlah! langit begitu cerah, mirip dengan hari penerbangan pertama J-15 dari kapal induk,” ujar Zhang.

Ia bertugas menyiapkan pesawat tempur di landasan lompat ski untuk lepas landas sebagai bagian dari tugasnya sebagai operator kontrol penerbangan.

Zhang juga menyampaikan kebanggaannya terhadap peran yang dimainkan dalam peluncuran J-15 pertama pada 23 November 2012 dari Liaoning. Ia menegaskan bahwa pencapaian ini akan menjadi kenangan yang akan selalu ia banggakan sepanjang hidupnya.

Meskipun tidak banyak informasi yang diungkapkan terkait jet tempur generasi terbaru ini, laporan dari EurAsian Times menyebut bahwa China saat ini sedang mengembangkan dan menguji pesawat tempur siluman generasi baru.

Pakar militer China yang diwawancarai oleh Global Times pada 14 September 2024 mengonfirmasi bahwa uji coba ini menandai peningkatan signifikan dalam kapabilitas kapal induk China.

Jet tempur terbaru ini tidak hanya akan digunakan di kapal induk ketiga China, Fujian, yang dilengkapi dengan teknologi ketapel elektromagnetik, tetapi juga dapat dioperasikan dari dua kapal induk sebelumnya, Liaoning dan Shandong, meskipun kedua kapal tersebut menggunakan landasan tradisional.

Spekulasi tentang jet tempur siluman ini terus berkembang. Banyak yang percaya bahwa pesawat yang diuji adalah J-35, varian lanjutan dari J-31, yang pertama kali terbang pada tahun 2012.

Pesawat ini diduga akan dioperasikan dalam formasi campuran dengan J-15 yang saat ini sudah digunakan oleh PLAN.

Menjelang penayangan dokumenter tersebut, terlihat model tiruan skala penuh dari J-35 yang diuji di dek Liaoning pada Februari tahun ini. Model tersebut dilapisi bahan tahan air untuk menguji kemampuannya di lingkungan maritim.

Selain itu, gambar-gambar tambahan yang beredar di internet menunjukkan Liaoning berlayar dengan membawa tiruan J-35 dan J-15.

Laporan sebelumnya kami kutip dari EurAsian Times juga menyebut bahwa keberadaan tiruan J-35 di atas Liaoning merupakan pertanda kuat bahwa jet tempur siluman tersebut akan dikerahkan pada dua kapal induk pertama China, yang tidak dilengkapi dengan teknologi ketapel.

Jika spekulasi ini benar, China akan memiliki kemampuan udara yang semakin canggih, siap bersaing dengan teknologi jet tempur negara-negara lain, termasuk Amerika Serikat.

6 Momen Aneh dari Debat Trump-Harris: Dari Makan Hewan Peliharaan hingga Transgender Di Penjara

WASHINGTON – Debat presiden AS antara Donald Trump dan Kamala Harris pada Selasa malam menarik perhatian tidak hanya karena topik serius seperti ekonomi dan kebijakan luar negeri, tetapi juga karena sejumlah pernyataan dan klaim aneh yang mencuri perhatian. Dalam debat yang dianggap sebagai “wawancara kerja” untuk jabatan tertinggi negara ini, beberapa momen unik dan kontroversial muncul. Berikut adalah enam momen aneh yang mewarnai perdebatan tersebut:

1. Trump Klaim Migran Haiti Memakan Hewan Peliharaan di Ohio

Salah satu klaim paling mengejutkan datang dari Donald Trump, yang mengatakan bahwa migran di Springfield, Ohio, telah memakan hewan peliharaan seperti anjing dan kucing. Klaim ini, yang berakar pada rumor lokal, telah dibantah oleh pejabat kota Springfield yang menyatakan tidak ada laporan kredibel mengenai kejadian tersebut. Trump’s statement also followed similar accusations from his running mate JD Vance, but evidence supporting such claims remains unverified.

2. Trump Mengklaim Operasi Transgender pada Imigran di Penjara

Trump juga mengangkat isu yang kontroversial dengan mengatakan bahwa Kamala Harris ingin menyediakan operasi transgender untuk imigran yang berada di penjara. Klaim ini merujuk pada dukungan Harris untuk perawatan kesehatan trans di penjara yang telah dibahas sebelumnya. Sementara itu, tim kampanye Harris belum mengonfirmasi apakah kebijakan tersebut masih berlaku.

3. Misteri ‘Abdul’ dalam Diskusi dengan Taliban

Dalam debat, Trump menyebut nama “Abdul” dalam konteks ancaman terhadap Taliban, mengklaim bahwa ia memberi tahu Abdul, yang diidentifikasinya sebagai pemimpin Taliban, untuk menghentikan serangan terhadap tentara AS. Sementara itu, Abdul Ghani Baradar, yang kemungkinan dirujuk Trump, adalah komandan senior Taliban dan bukan pemimpin tertinggi seperti yang dinyatakan Trump.

4. Trump Menyalahkan Demokrat atas Upaya Pembunuhan

Trump mengaitkan upaya pembunuhan terhadap dirinya dengan retorika Demokrat, menuduh mereka memicu ancaman tersebut. Ia menyebutkan bahwa ancaman tersebut mungkin berasal dari protes terhadap kebijakan dan visinya. FBI menyelidiki motif di balik upaya pembunuhan tersebut, tetapi analisis ideologi tersangka masih belum menunjukkan kecenderungan definitif.

5. Harris Menyebut Trump Berbicara tentang Kincir Angin dan Hannibal Lecter

Kamala Harris mengejek Trump dengan menyebut bahwa dia berbicara tentang topik-topik fiksi seperti Hannibal Lecter dan kincir angin yang menyebabkan kanker. Trump menanggapi klaim tersebut dengan menyebut bahwa orang-orang yang pergi lebih awal dari rapat umum Harris disebabkan oleh pengangkutan dan pembayaran untuk kehadiran.

6. Trump Mengklaim Imigran Tidak Berdokumen Memberikan Suara dalam Pemilihan

Trump mengulangi tuduhan bahwa imigran tidak berdokumen memberikan suara dalam pemilihan presiden. Klaim ini didasarkan pada teori konspirasi yang telah dibantah secara hukum. Menurut Undang-Undang Reformasi Imigrasi Ilegal tahun 1996, imigran tidak berdokumen tidak dapat memberikan suara dalam pemilihan federal, sebuah fakta yang ditekankan oleh Harris dalam tanggapannya.

5 Fakta Menarik tentang Militer Suriah di Tengah Konflik dan Kudeta

DAMASKUS – Suriah, negara yang terkenal dengan ketegangan dan ketidakstabilan, menyimpan berbagai fakta menarik tentang militernya. Terjebak dalam konflik internal dan eksternal selama beberapa dekade, militer Suriah telah memainkan peran kunci dalam sejarah negara tersebut. Berikut adalah lima fakta menarik mengenai militer Suriah yang patut diketahui:

1. Kekuatan Militer Suriah

Meskipun Suriah tidak menempati posisi teratas dalam hal kekuatan militer di Timur Tengah, militer negara ini memiliki kapabilitas yang signifikan. Menurut survei Global Fire Power, Suriah berada di posisi 60 dari 145 negara. Dengan sekitar 57 pesawat tempur, 27 helikopter serang, ribuan tank, dan belasan ribu kendaraan lapis baja, Suriah memiliki kekuatan militer yang cukup besar dibandingkan dengan negara-negara besar di kawasan tersebut.

2. Permusuhan Abadi dengan Israel

Konflik Suriah dan Israel telah berlangsung sejak 1948, dan ketegangan antara keduanya masih berlanjut hingga hari ini. Salah satu momen penting dalam sejarah permusuhan ini adalah Perang Enam Hari pada 1967, di mana Israel berhasil merebut Dataran Tinggi Golan dari Suriah. Permusuhan ini belum sepenuhnya mereda, dengan serangan terbaru oleh Israel pada 8 September 2024, yang menewaskan 18 orang dan melukai puluhan lainnya.

3. Kudeta Militer yang Sering Terjadi

Suriah memiliki sejarah panjang kudeta militer yang dimulai pada tahun 1949 dengan pengangkatan Jenderal Husni al-Za’im sebagai presiden. Kudeta ini berlanjut dengan pemerintahan Jenderal Adib Shishakli dan beberapa kudeta militer lainnya pada 1963. Kudeta terbaru terjadi selama Perang Saudara Suriah pada 2011, di mana militer Suriah mengatasi protes terhadap Presiden Bashar al-Assad dengan kekuatan besar.

4. Perang Melawan ISIS

Kemunculan ISIS di Suriah pada 2013 membawa perubahan besar dalam dinamika konflik di negara ini. Dengan dukungan dari Rusia dan Iran, pemerintah Suriah berhasil merebut kembali wilayah dari ISIS, termasuk benteng Aleppo pada 2016. Namun, meskipun ISIS telah kehilangan banyak wilayah, pertempuran melawan kelompok ekstremis dan serangan militer masih berlanjut hingga Agustus 2023.

5. Dukungan Senjata dari Iran

Iran memainkan peran penting dalam mendukung militer Suriah, sering mengirimkan senjata dan peralatan militer. Pada pertengahan 2023, Iran memanfaatkan misi bantuan gempa bumi untuk mengirimkan senjata ke Suriah. Langkah ini bertujuan untuk memperkuat pertahanan Suriah terhadap Israel dan mendukung Presiden Bashar al-Assad dalam menghadapi berbagai tantangan di negara tersebut.

Khawatir Ledakan Skala Besar: Israel Cemas Terhadap Ancaman di Tepi Barat

TEL AVIV – Kegelisahan semakin meningkat di kalangan pejabat keamanan Israel terkait situasi memanas di Tepi Barat. Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, bersama kepala badan keamanan lainnya, telah memperingatkan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu tentang kemungkinan “ledakan skala besar” yang bisa mengakibatkan kematian ratusan warga Israel.

Laporan Channel 13 mengungkapkan bahwa peringatan ini disampaikan selama rapat kabinet politik dan keamanan terbaru. Gallant, Kepala Shin Bet Ronen Bar, dan Kepala Staf IDF Herzi Halevi mengungkapkan kekhawatiran mereka mengenai akumulasi senjata di Tepi Barat yang mencapai angka tertinggi dalam sejarah wilayah tersebut. Mereka menyebutkan, pelanggaran keamanan di perbatasan timur dan pencurian senjata dari pangkalan militer Israel sebagai faktor utama penyebabnya.

Kekhawatiran Terhadap Kegagalan Keamanan dan Dampaknya

Menurut pejabat keamanan, jika situasi ini tidak segera ditangani, kemungkinan terjadinya operasi pengeboman skala besar yang meluas ke wilayah Israel sangat tinggi. Untuk meredakan ketegangan, mereka merekomendasikan beberapa langkah strategis, termasuk mengizinkan pekerja Palestina masuk ke Israel dan mentransfer dana yang saat ini ditahan kepada Otoritas Palestina. Langkah ini, sayangnya, belum disetujui oleh Menteri Keuangan sayap kanan Bezalel Smotrich.

Selain itu, mereka menekankan perlunya mempertahankan “status quo” di Masjid Al-Aqsa, di tengah provokasi oleh Menteri Keamanan Nasional Itamar Ben-Gvir, yang sering mengeluarkan pernyataan kontroversial. Meskipun Netanyahu telah mengumumkan perlunya koordinasi sebelum mengambil tindakan di Masjid Al-Aqsa, belum ada kesepakatan definitif mengenai rekomendasi keamanan lainnya.

Tantangan di Garis Depan dan Permintaan Menambah Tujuan Perang

Kondisi ini semakin rumit karena tantangan dalam memperkuat pasukan di Tepi Barat, yang harus bersaing dengan kebutuhan di garis depan lainnya, termasuk Gaza dan perbatasan dengan Lebanon. Menteri Keamanan Nasional Ben- Gvir bahkan mengirimkan surat kepada Netanyahu, mendesak agar “kekalahan Hamas dan organisasi di Tepi Barat” ditambahkan sebagai tujuan perang saat ini.

Kekhawatiran ini datang di tengah konflik yang telah menyebabkan kematian lebih dari 40.000 warga Palestina di Jalur Gaza, dengan sebagian besar korban adalah wanita dan anak-anak. Ketegangan yang meningkat di Tepi Barat dan kebutuhan untuk mengelola situasi di Gaza menambah kompleksitas strategi keamanan Israel, meningkatkan kemungkinan terjadinya eskalasi yang lebih besar.

Inggris Teguh Pertahankan Pasokan Komponen Jet Tempur F-35 ke Israel Meski Digunakan di Gaza

LONDON – Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, menghadapi tekanan internasional setelah menolak untuk menghentikan pasokan komponen jet tempur F-35 ke Israel, meskipun jet tempur tersebut telah digunakan dalam serangan terhadap Gaza. Keputusan ini menimbulkan kontroversi di tengah seruan untuk menghentikan dukungan militer Inggris kepada Israel.

Dalam sesi Parlemen pada hari Rabu, Brendan O’Hara, anggota Parlemen dari Partai Nasional Skotlandia, mengkritik keputusan pemerintah Inggris. O’Hara menekankan bahwa penggunaan jet tempur F-35, yang disuplai oleh Inggris, untuk menjatuhkan bom berat di daerah padat penduduk adalah pelanggaran hukum internasional. “Menjatuhkan bom seberat 2.000 pon di area sipil adalah tindakan kejahatan. Israel jelas menggunakan F-35 dalam operasi tersebut,” katanya.

Perdebatan Hukum Internasional dan Kebijakan Pemerintah

O’Hara menyoroti bahwa pemerintah Inggris telah memilih untuk mengecualikan komponen F-35 dari penangguhan lisensi senjata yang diberlakukan pada 2 September. Penangguhan tersebut mencakup 30 dari 350 lisensi ekspor senjata ke Israel, namun tidak termasuk komponen jet tempur F-35. “Pemerintah seharusnya mengatakan bahwa Israel tidak dapat menjadi pengguna akhir komponen buatan Inggris,” tegasnya.

Menanggapi kritik ini, Perdana Menteri Starmer menegaskan bahwa keputusan pemerintah masih mematuhi hukum internasional. “Kami telah mengemukakan alasan kami dengan jelas, dan saya yakin semua anggota Parlemen yang berpikiran adil akan memahami keputusan ini,” ujar Starmer. Ia menambahkan bahwa prioritas saat ini adalah mendukung gencatan senjata dan memastikan bantuan kemanusiaan sampai ke Gaza.

Diskusi dengan AS dan Upaya Humaniter

Starmer juga menyebutkan bahwa ia akan membahas isu ini dengan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, pada hari Jumat mendatang. Starmer berkomitmen untuk terus bekerja menuju solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian yang berkelanjutan. “Kami berupaya keras agar sandera di Gaza dapat dibebaskan dan bantuan kemanusiaan dapat diterima,” tambahnya.

Keputusan pemerintah Inggris untuk tidak menangguhkan ekspor komponen F-35 menjadi sorotan publik dan internasional. Beberapa pihak merasa bahwa keputusan ini mencerminkan dilema antara menjaga hubungan militer strategis dengan Israel dan tanggung jawab moral serta hukum internasional.