Rusia Berharap Mencapai Kemajuan dalam Pembicaraan dengan AS di Arab Saudi

Negosiator Rusia mengungkapkan bahwa Moskow berharap dapat mencapai kemajuan dalam setidaknya satu masalah utama selama pembicaraan dengan Amerika Serikat yang akan dilaksanakan pada Senin mendatang di Arab Saudi. Dalam wawancara dengan saluran TV Zvezda Rusia, Grigory Karasin, anggota parlemen senior, mengatakan bahwa mengingat kompleksitas dan banyaknya isu yang harus dibahas, sulit untuk menyelesaikan semua masalah sekaligus. Meskipun demikian, Karasin menyatakan bahwa Rusia datang dengan tekad untuk berusaha mencapai solusi pada salah satu masalah yang menjadi fokus utama. Ia menekankan bahwa meskipun tidak mengharapkan kemajuan dalam seluruh agenda, mereka tetap berharap dapat membuat terobosan dalam satu isu penting, yang diharapkan dapat membawa dampak positif bagi hubungan kedua negara.

Selain itu, Karasin juga menjelaskan bahwa meskipun banyak masalah yang harus dibicarakan, Rusia berharap agar Amerika Serikat dapat menunjukkan kemauan untuk menemukan jalan keluar dari beberapa ketegangan yang ada. “Kami berkomitmen untuk mencari solusi meskipun tantangan yang ada sangat besar,” tambahnya, menunjukkan niat Rusia untuk menjaga saluran komunikasi terbuka meski situasi yang dihadapi cukup rumit.

Di sisi lain, juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, memberikan peringatan keras bahwa Rusia mungkin akan mencabut moratorium serangan terhadap fasilitas energi jika Ukraina terus melanggar kesepakatan yang telah disepakati sebelumnya. Zakharova menuduh Ukraina melakukan serangan drone terhadap fasilitas energi di wilayah Kursk dan Krasnodar, yang menurutnya jelas melanggar kesepakatan yang telah dicapai setelah proposal dari Presiden AS Donald Trump untuk menahan diri dari serangan terhadap fasilitas tersebut. Dalam pernyataan yang tegas, Zakharova menegaskan bahwa jika Ukraina terus melanjutkan tindakan destruktif tersebut, Rusia akan merespons dengan langkah balasan yang setara. Peringatan ini memperlihatkan ketegangan yang terus meningkat antara kedua negara, yang berpotensi mengarah pada eskalasi konflik yang lebih besar jika serangan semacam itu terus berlangsung.

Memperkuat Kemitraan: Optimisme China dalam Kerja Sama dengan Jepang dan Korea Selatan

China menunjukkan komitmennya dalam memperkuat kerja sama dengan Jepang dan Korea Selatan, sebagaimana disampaikan oleh Menteri Luar Negeri China, Wang Yi, dalam pertemuan trilateral di Tokyo pada Jumat (21/3). Wang, yang juga anggota Biro Politik Komite Sentral Partai Komunis China, menegaskan bahwa hubungan antara ketiga negara telah berkembang sejak lama, menghasilkan banyak pencapaian, serta memiliki potensi besar untuk semakin ditingkatkan. Ia menyoroti bahwa kemitraan ini berperan penting dalam memperkuat pemahaman bersama dan membangun kerja sama yang saling menguntungkan.

Dalam kesempatan tersebut, Wang mengutip pepatah yang berbunyi “tetangga dekat lebih baik daripada saudara jauh,” yang mencerminkan nilai-nilai kerja sama dan saling mendukung di tengah dinamika global yang semakin kompleks. Ia menekankan bahwa hubungan yang lebih erat antara China, Jepang, dan Korea Selatan akan memperkuat perdamaian dan stabilitas regional, sekaligus meningkatkan ketahanan dalam menghadapi tantangan global.

Selain itu, Wang juga menyinggung peringatan 80 tahun kemenangan China dalam Perang Perlawanan terhadap Agresi Jepang serta Perang Dunia II, dengan menekankan bahwa pemahaman yang benar terhadap sejarah menjadi kunci dalam membangun masa depan yang lebih baik. Ia menegaskan kesiapan China untuk terus bekerja sama dengan Jepang dan Korea Selatan dalam menjunjung tinggi prinsip multilateralisme, memperkuat peran Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serta mendorong kerja sama yang bermanfaat bagi stabilitas kawasan dan dunia.

Israel Tingkatkan Serangan ke Gaza, Hamas Diminta Bebaskan Sandera

Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyatakan bahwa pasukan militernya semakin meningkatkan serangan terhadap Jalur Gaza melalui serangan udara, darat, dan laut. Menurut Katz, intensifikasi serangan ini bertujuan untuk menekan kelompok Hamas agar segera membebaskan para sandera yang masih berada di wilayah tersebut. Selain itu, ia juga mengungkapkan bahwa pemerintah Israel berencana mengevakuasi warga sipil ke bagian selatan wilayah Palestina itu.

Setelah dua bulan situasi relatif tenang, warga Gaza kembali terpaksa mengungsi demi keselamatan mereka seiring dengan dimulainya kembali serangan besar-besaran oleh militer Israel dari udara dan darat. Rentetan serangan ini pada akhirnya membatalkan kesepakatan gencatan senjata yang telah berlaku sejak 19 Januari lalu.

Dalam pernyataannya, sebagaimana dikutip dari Reuters dan Al Arabiya pada Jumat (21/3/2025), Katz menegaskan bahwa jika Hamas terus menolak untuk melepaskan sandera Israel yang masih ditahan, maka mereka akan kehilangan lebih banyak wilayah. Katz juga menegaskan bahwa pasukan Israel akan terus meningkatkan intensitas serangan serta memperluas operasi militer hingga para sandera dibebaskan dan Hamas berhasil dikalahkan.

Israel kembali menggempur Jalur Gaza sejak Selasa (18/3) setelah upaya memperpanjang gencatan senjata menemui jalan buntu. Sehari kemudian, Rabu (19/3), Tel Aviv secara resmi mengumumkan kelanjutan operasi darat di daerah kantong Palestina tersebut.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Khalil al-Daqran, dalam laporannya kepada Ahram Online menyebutkan bahwa sedikitnya 710 orang tewas dan lebih dari 900 lainnya mengalami luka-luka akibat serangan yang dilancarkan sejak Selasa (18/3) dini hari.

Al-Daqran juga menyampaikan kepada Al Jazeera bahwa banyak korban yang akhirnya meninggal karena tidak mendapatkan perawatan medis yang memadai akibat keterbatasan pasokan dan peralatan medis esensial di Jalur Gaza.

Ia menambahkan bahwa sekitar 70 persen korban yang jatuh merupakan wanita dan anak-anak, dengan sebagian besar mengalami cedera serius.

Kebijakan Tarif Trump: Ancaman bagi Ekonomi AS dan Dunia?

Alih-alih membawa dampak positif, kebijakan tarif yang diterapkan oleh Presiden AS Donald Trump justru memunculkan kekhawatiran bagi pasar keuangan, dunia usaha, dan konsumen. Sejak awal masa jabatannya, Gedung Putih secara agresif mengubah kebijakan ekonomi, yang berdampak pada Kanada, Meksiko, Eropa, hingga China. Trump bahkan memberlakukan tarif sebesar 25 persen untuk impor baja dan aluminium, yang memicu respons balik berupa kenaikan tarif dari negara-negara mitra dagang. Akibatnya, ketegangan ekonomi global meningkat, dan istilah “Trumpcession” mulai digunakan untuk memperingatkan potensi dampaknya.

Menteri Keuangan AS, Scott Bessent, menyatakan bahwa ekonomi AS mungkin akan melambat dalam masa transisi yang disebutnya sebagai “periode detoksifikasi” sebelum keuntungan jangka panjang dapat dirasakan. Namun, ia tidak dapat menjamin bahwa resesi tidak akan terjadi dalam empat tahun pemerintahan Trump. Sementara itu, volatilitas di pasar saham meningkat, dengan Wall Street mencatat penurunan tajam beberapa sesi berturut-turut, yang mencerminkan berkurangnya kepercayaan investor. Sentimen konsumen di AS juga mengalami penurunan, dengan indeks Universitas Michigan merosot ke angka 57,9 pada Maret, level terendah sejak November 2022, akibat inflasi yang meningkat.

Ekonom Martin Wolf dari Financial Times memperkirakan bahwa tarif tinggi akan mendorong kenaikan harga-harga, sementara upaya Trump untuk mengalihkan produksi ke dalam negeri sulit terwujud dalam waktu dekat. Ekonom peraih Nobel, Joseph Stiglitz, juga memperingatkan bahwa kebijakan Trump berisiko bagi ekonomi AS dan global. Tarif balasan dari negara lain menyebabkan berkurangnya pasar ekspor bagi perusahaan AS dan hilangnya lapangan kerja di sektor domestik, dengan petani menjadi pihak yang paling merasakan dampaknya.

Survei yang dilakukan oleh Financial Times terhadap 49 ekonom menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi AS diproyeksikan turun ke angka 1,6 persen pada 2025, dari sebelumnya 2,3 persen. Mayoritas responden menilai bahwa ketidakpastian ekonomi AS akan menghambat pertumbuhan akibat melemahnya belanja konsumen dan investasi perusahaan. Laporan OECD juga merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi global menjadi 3,1 persen pada 2025 dan 3,0 persen pada 2026, dengan hambatan perdagangan sebagai faktor utama.

Stiglitz memperingatkan bahwa kebijakan ini bisa membawa AS ke dalam skenario stagflasi yang merugikan. Beberapa analis bahkan membandingkan kondisi ini dengan Depresi Besar pada 1930-an, yang dipicu oleh Undang-Undang Tarif Smoot-Hawley, yang menaikkan tarif atas ribuan barang impor dan memperburuk krisis ekonomi. Jika kebijakan tarif Trump terus berlanjut, ada kekhawatiran bahwa AS bisa menghadapi situasi yang lebih parah dibandingkan dengan periode kelam tersebut.

Houthi Klaim Serang Bandara Ben Gurion dengan Rudal Hipersonik, Ketegangan Memanas

Gerakan Ansarullah (Houthi) yang menguasai wilayah utara Yaman mengumumkan bahwa mereka telah melancarkan serangan ke Bandar Udara Ben Gurion di Tel Aviv menggunakan rudal balistik hipersonik Palestine-2. Dalam pernyataannya melalui media sosial X, Houthi memperingatkan seluruh maskapai penerbangan bahwa bandara tersebut tidak lagi aman untuk lalu lintas udara dan serangan akan terus berlanjut. Kelompok itu menegaskan bahwa serangan mereka adalah bentuk dukungan terhadap Palestina serta respons terhadap kebijakan Israel di Gaza dan wilayah lainnya.

Selain menargetkan bandara, Houthi juga mengklaim telah melancarkan operasi udara terhadap sejumlah kapal perang yang berafiliasi dengan kapal induk Amerika Serikat, USS Harry Truman. Serangan ini menandakan semakin meningkatnya ketegangan di kawasan, dengan Houthi memperluas serangannya dari sasaran di Laut Merah hingga ke infrastruktur strategis di Israel. Langkah ini menunjukkan eskalasi lebih lanjut dalam konflik, di mana Houthi semakin agresif dalam menargetkan aset militer dan ekonomi yang dianggap sebagai musuh mereka.

Di pihak lain, pasukan pertahanan Israel (IDF) melaporkan bahwa sirene peringatan serangan udara berbunyi di berbagai permukiman dan kota di wilayah tengah Israel. IDF mengonfirmasi bahwa sebuah roket yang ditembakkan oleh Houthi berhasil dicegat sebelum memasuki wilayah udara Israel, meskipun belum ada informasi lebih lanjut mengenai potensi dampak dari serangan tersebut. Sementara itu, otoritas penerbangan Israel dikabarkan sedang mengevaluasi situasi keamanan di Bandara Ben Gurion guna memastikan keselamatan penerbangan sipil.

Serangan ini menjadi bagian dari dinamika konflik di Timur Tengah yang semakin kompleks, dengan Houthi terus menunjukkan kemampuan militernya dalam menghadapi kekuatan-kekuatan besar. Sejumlah analis menilai bahwa serangan ke Israel dapat memicu respons lebih keras dari Amerika Serikat dan sekutunya, terutama mengingat keterlibatan Houthi dalam berbagai serangan terhadap kepentingan Barat di kawasan. Dengan situasi yang terus berkembang, komunitas internasional kini tengah memantau dengan cermat langkah-langkah berikutnya dari semua pihak yang terlibat dalam ketegangan ini.

Kebakaran Besar di Depot Minyak Krasnodar: Ledakan dan Polusi Udara

Sebuah kebakaran hebat melanda depot minyak di desa Kavkazskaya, wilayah Krasnodar, Rusia, menyebabkan satu tangki minyak terbakar habis, sementara satu tangki lainnya masih terbakar namun dalam kondisi terkendali. Menurut laporan dari Kantor Pertahanan Sipil dan Situasi Darurat setempat pada Jumat, berbagai upaya terus dilakukan untuk memadamkan api dan mencegah penyebaran lebih lanjut.

Pada Kamis malam waktu setempat, pusat tanggap krisis regional melaporkan bahwa sebuah ledakan terjadi di tengah kebakaran, mengakibatkan dua petugas pemadam kebakaran mengalami luka-luka. Area kebakaran meluas hingga mencapai 10.000 meter persegi, dengan api yang menyambar tangki minyak kedua. Hingga Jumat pagi pukul 09.00 waktu setempat (13.00 WIB), kebakaran telah melanda area seluas 5.000 meter persegi, dengan 471 petugas pemadam kebakaran dan 187 unit pemadam dikerahkan ke lokasi untuk mengatasi situasi.

Kebakaran ini juga berdampak serius terhadap kualitas udara di wilayah Krasnodar. Menurut badan pengawas konsumen Rusia, Rospotrebnadzor, konsentrasi zat berbahaya seperti benzena dan dimetilbenzena di udara telah melebihi ambang batas yang diizinkan. Pengukuran laboratorium yang dilakukan di lima titik pemukiman terdekat menunjukkan adanya polusi udara yang signifikan, termasuk di desa Kavkazskaya dan kota Kropotkin.

Sebelumnya, pada Rabu pagi, otoritas di Kuban melaporkan bahwa mereka berhasil menangkis serangan drone yang diduga berasal dari Ukraina. Puing-puing drone yang jatuh di area depot minyak menjadi pemicu kebakaran besar ini. Selain menghancurkan tangki minyak, kebakaran juga merusak pipa penghubung antar tangki, memaksa penghentian seluruh operasional di fasilitas tersebut.

Israel Gelar Latihan Militer di Golan, Situasi di Suriah Kian Memanas

Militer Israel telah mengumumkan latihan militer skala besar di Dataran Tinggi Golan, wilayah yang mereka kuasai sejak 1967 setelah merebutnya dari Suriah. Latihan ini akan berlangsung pada Kamis dan mencakup pengerahan pasukan tambahan serta kendaraan tempur. Dalam keterangannya, pihak militer Israel menyatakan bahwa suara ledakan akan terdengar selama latihan, namun mereka memastikan tidak ada ancaman keamanan langsung bagi penduduk sekitar.

Sejak kejatuhan rezim Bashar al-Assad, Israel semakin memperluas kontrolnya atas wilayah Golan, termasuk dengan merebut zona penyangga demiliterisasi yang sebelumnya diatur dalam perjanjian pelepasan 1974 antara Israel dan Suriah. Langkah ini semakin meningkatkan ketegangan di kawasan yang telah lama menjadi pusat konflik. Selain itu, Israel juga disebut telah melancarkan ratusan serangan udara terhadap berbagai fasilitas militer Suriah, seperti sistem pertahanan udara, jet tempur, dan pangkalan militer strategis.

Sementara itu, Suriah mengalami perubahan politik besar setelah kelompok oposisi berhasil merebut Damaskus pada Desember 2024, memaksa Bashar al-Assad melarikan diri ke Rusia. Kejatuhan Assad mengakhiri dominasi Partai Baath yang telah berkuasa lebih dari enam dekade sejak 1963. Sebagai gantinya, Ahmed al-Sharaa ditetapkan sebagai presiden transisi pada Januari di 2025. Dengan meningkatnya aktivitas militer Israel di Golan dan perubahan politik di Suriah, ketegangan di Timur Tengah diprediksi akan terus meningkat dalam waktu dekat.

Israel Tutup Akses Jalur Utama Gaza, Warga Palestina Terhambat

Militer Israel telah melarang warga Palestina melintasi jalur utama yang menghubungkan bagian utara dan selatan Jalur Gaza, di tengah serangan udara dan operasi darat yang kembali digencarkan. Pemerintah Tel Aviv mengimbau penduduk Gaza untuk menghindari rute tersebut demi alasan keamanan.

Sejak Rabu (19/3), militer Israel menutup akses di Jalan Salah al-Din, sebuah langkah yang dikecam oleh Hamas sebagai “penghapusan total” terhadap gencatan senjata di Gaza serta perjanjian pertukaran tahanan.

Seorang pejabat dari Kementerian Dalam Negeri Gaza, yang enggan disebut namanya, mengungkapkan bahwa pasukan Israel telah menutup akses di Persimpangan Netzarim, yang terletak di Jalan Salah al-Din, tepat di selatan Gaza City, pada Rabu malam.

Menurut pejabat tersebut, tank-tank Israel telah dikerahkan di persimpangan tersebut, yang berperan sebagai jalur utama logistik Israel, menyusul penarikan pasukan keamanan khusus Amerika pada pagi hari sebelumnya.

Gencatan senjata tahap pertama di Gaza berakhir awal bulan ini akibat kebuntuan dalam negosiasi lanjutan. Israel menolak melanjutkan tahap kedua sebagaimana disepakati sebelumnya, dan lebih memilih memperpanjang tahap pertama dengan syarat semua sandera dibebaskan.

Namun, Hamas menolak usulan tersebut karena akan menghambat pembahasan mengenai gencatan senjata permanen. Setelah beberapa pekan negosiasi menemui jalan buntu, Israel kembali meningkatkan operasi militer di Gaza.

Juru bicara militer Israel, Avichay Adraee, dalam pernyataan resmi pada Jumat (21/3), menyatakan bahwa warga Palestina dilarang melintasi Jalan Salah al-Din, yang awalnya dimaksudkan sebagai jalur aman antara wilayah utara dan selatan Gaza.

Larangan ini diterapkan seiring dengan pergerakan pasukan Israel di Koridor Netzarim, yang membelah wilayah Gaza menjadi dua bagian.

“Dalam 24 jam terakhir, pasukan IDF telah melancarkan operasi darat di wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza untuk memperluas zona keamanan,” ujar Adraee dalam pernyataan resminya.

Dia juga mengimbau warga agar tidak bepergian melalui Jalan Salah al-Din demi keselamatan mereka. Sebagai alternatif, perjalanan dari Gaza utara ke selatan dapat dilakukan melalui jalan pesisir Al-Rashid.

Namun, Adraee tidak memberikan kejelasan apakah larangan tersebut berlaku pula bagi perjalanan dari selatan ke utara.

Gempuran Israel di Gaza Berlanjut, Korban Jiwa Capai 510 Orang

Serangan udara yang dilancarkan Israel terus menggempur wilayah Jalur Gaza, menewaskan sedikitnya 70 orang pada Kamis (20/3) waktu setempat. Sejak Tel Aviv kembali melancarkan serangan besar-besaran pada Selasa (18/3), jumlah korban jiwa dilaporkan telah mencapai 510 orang.

Menurut keterangan tenaga medis setempat, seperti dikutip dari Reuters dan Al Arabiya, Kamis (20/3/2025), serangan udara tersebut menyasar beberapa permukiman di bagian utara dan selatan Jalur Gaza. Hingga saat ini, pihak Israel belum memberikan tanggapan terkait serangan tersebut.

Pada Rabu (19/3), militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka kembali menggelar operasi darat di wilayah tengah dan selatan Jalur Gaza. Langkah ini dilakukan setelah gencatan senjata yang berlangsung sejak 19 Januari lalu berakhir.

Serangan darat ini terjadi sehari setelah bombardir besar-besaran Israel pada Selasa (18/3), yang mengakibatkan lebih dari 400 korban jiwa. Serangan tersebut disebut-sebut sebagai yang paling mematikan sejak konflik dimulai pada Oktober 2023.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza, Khalil Al-Deqran, menyatakan kepada Reuters bahwa serangan Israel yang berlanjut hingga Kamis (20/3) telah menyebabkan sedikitnya 510 warga Palestina tewas dalam tiga hari terakhir. Ia juga mengungkapkan bahwa lebih dari separuh korban merupakan perempuan dan anak-anak.

Militer Israel sebelumnya menyatakan bahwa operasi darat dilakukan guna memperluas kendali atas Koridor Netzarim, yang membagi Jalur Gaza menjadi dua bagian. Mereka menyebut langkah ini sebagai upaya strategis untuk menciptakan zona penyangga di antara wilayah utara dan selatan Gaza.

China Lampaui Target Luas Venue Olahraga Per Kapita pada 2024

China terus menunjukkan komitmennya dalam meningkatkan fasilitas olahraga bagi masyarakat. Pada tahun 2024, luas area venue olahraga per kapita di negara ini telah mencapai tiga meter persegi, melampaui target 2,6 meter persegi yang ditetapkan dalam Rencana Lima Tahun ke-14 untuk periode 2021-2025. Data ini dirilis oleh Administrasi Umum Olahraga China dan menunjukkan pertumbuhan signifikan dalam infrastruktur olahraga.

Berdasarkan survei statistik yang dilakukan oleh otoritas olahraga setempat, jumlah venue olahraga di China kini mencapai lebih dari 4,84 juta unit, meningkat dari 4,59 juta pada tahun sebelumnya. Total area yang dicakup oleh fasilitas ini juga mencapai 4,23 miliar meter persegi, menandakan ekspansi yang pesat dalam pengembangan infrastruktur olahraga di seluruh negeri. Beragam jenis venue telah dibangun untuk mendukung berbagai cabang olahraga, termasuk 209.300 lapangan atletik, 39.700 venue renang, serta lebih dari 3,03 juta venue untuk olahraga berbasis bola seperti sepak bola, basket, dan tenis.

Selain itu, China juga terus mengembangkan fasilitas untuk olahraga musim dingin. Hingga saat ini, terdapat 2.678 venue yang dikhususkan untuk olahraga ini, terdiri dari 1.764 arena seluncur es dan 914 venue ski yang tersebar di berbagai wilayah. Infrastruktur kebugaran masyarakat juga mendapat perhatian besar dengan tersedianya 1,1 juta rute kebugaran, 152.000 pusat kebugaran, serta 171.800 jalur kebugaran yang memiliki total panjang mencapai 407.600 kilometer.

Peningkatan fasilitas olahraga ini mencerminkan fokus China dalam mendorong gaya hidup sehat dan aktif bagi penduduknya. Dengan terus bertambahnya jumlah venue dan meningkatnya aksesibilitas terhadap sarana olahraga, masyarakat diharapkan semakin terdorong untuk berpartisipasi dalam kegiatan fisik dan memperkuat budaya olahraga di seluruh negeri.